Menjajal Daun Kratom yang Serasa Narkoba Tapi Masih Dijual Bebas

Konten Media Partner
24 November 2020 14:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Racikan daun kratom yang bisa dibeli secara online padahal efeknya serasa seperti narkoba - IST
zoom-in-whitePerbesar
Racikan daun kratom yang bisa dibeli secara online padahal efeknya serasa seperti narkoba - IST
ADVERTISEMENT
DENPASAR - Keberadaan Daun kratom di Bali mencuri perhatian saat seorang warga Australia diringkus Polresta Denpasar gara-gara memiliki narkoba jenis sabu. Di rumah pria bernama Travis James Mcleod (43) pun ditemukan tempat meracik daun kratom yang disebut-sebut punya efek seperti narkoba namun masih dijual bebas.
ADVERTISEMENT
Penasaran, reporter kanalbali, Wibi Laksana pun menjajal untuk memperolehnya. Ternyata memang gampang untuk mendapatkan daun dari tumbuhan bermarga latin Mitragyna speciosa itu. Di situs belanja online ataupun media sosial, banyak orang menjual tumbuhan yang kerap dinyatakan sebagai obat tradisional asli Asia Tenggara itu.
“Harganya pun terbilang murah, berkisar 30 hingga 100 ribu rupiah, untuk kualitas bagus (super), dengan jenis beragam seperti merah, putih, hijau, dan kuning,” kata Wibi.
Ia pun memutuskan untuk membeli kratom bubuk berjenis green (hijau) dengan harga Rp 40 ribu rupiah. Tak butuh waktu lama, sekitar tiga hari, barang itu diantarkan ke kediamannya. “Berbekal ilmu yang didapat dari internet, saya mengkonsumsinya dengan dosis kecil, satu sendok teh di pagi hari. Kratom bubuk itu saya seduh dengan air hangat dan diminum seketika, layaknya minum jamu,” sebutnya.
Industri rumahan daun kartom milik warga Australia yang ditemukan di Bali - IST
Selama hampir dua pekan mengkonsumsi tanaman ini, ia merasa energik dan bersemangat. Tak seperti sebelumnya, ada energi menenangkan, yang bagus digunakan untuk bersantai atau fokus menyelesaikan tugas. Efeknya pun cukup lama, sekitar lima jam. Selama beberapa saat, ia mengaku memiliki ketenangan pikiran yang terasa seperti semuanya baik-baik saja.
ADVERTISEMENT
“Saya sama sekali tidak merasa kecanduan atau ketergantungan. Pernah selama tiga hari absen mengkonsumsi kratom, badan terasa biasa-biasa saja, tidak ada bentuk kecanduan ataupun efek samping,” sebutnya.
Pernah ia penasaran untuk merasakan efek yang lain dari tumbuhan ini. Sebanyak dua sendok makan kratom bubuk itu ia seduh dan sekitar setengah jam setelah diminum, ia merasakan teler berat.
“Badan terasa ringan seolah ingin terbang. Bahkan imajinasi atau gambaran visual di dalam otak seakan memaksa keluar tak terbatas. Saya membayangkan banyak hal saat itu,” sebutnya.
Dilansir dari laman wikipedia, setiap jenis kratom memiliki efek yang berbeda. Untuk kepentingan kesehatan, ada baiknya pemakai tahu jenis kratom mana yang terbaik untuk memaksimalkan manfaatnya, kesehatan, mental atau hanya relaksasi. Bahkan, dalam beberapa kasus, tanaman ini digunakan sebagai terapi untuk terbebas dari kecanduan opium.
ADVERTISEMENT
Rupanya, jenis kratom hijau yang dikonsumsinya, dalam dosis kecil dapat membuat orang lebih rileks dan fokus untuk mengerjakan sesuatu. Namun imajinasi akan 'liar' jika dikonsumsi dengan jumlah banyak. Mungkin setiap orang akan merasakan efek yang berbeda, namun itu yang dia rasakan. Kendati demikian, ia mengaku was-was mengkonsumsi tanaman ini. Terlebih lagi keberadaannya cukup kontroversial.
Warga Australia yang tertangkap dalam kasus narkoba namun di rumahnya ditemukan pengolahan daun kratom- IST
Mengenai kratom, Kepala Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) di Denpasar, Ni Gusti Ayu Nengah Suarningsih mengutarakan, belum menemukan aturan yang memuat kratom sebagai golongan narkotika."Kami belum menemukan aturan mengenai kratom sebagai golongan narkotika," katanya.
Bedasarkan Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 104/KPTS/HK.104/M/2/2020 Tentang Komoditas Binaan Direktorat Jenderal Hortikultura, terang Suarningsih, kratom ditetapkan sebagai kategori komoditas tanaman obat. "Di lampiran, kratom berada di nomor 66," katanya.
ADVERTISEMENT
Dalam pemeriksaan di Polresta Denpasar, peracikan kratom sendiri tak diperdalam lagi. "Untuk kasus sabunya tetap lanjut, tapi kasus kratom masih kita koordinasikan dengan pihak terkait. Tetapi barang buktinya kita amankan," ungkap AKP Mikael Hutabarat, Kasat Narkoba Polresta Denpasar saat diwawancarai Selasa (23/11/11). (Kanalbali/WIB)