Konten Media Partner

Menteri Bappenas : Perlu Langkah Strategis Agar Bali Tak Tergantung Pariwisata

11 Oktober 2018 11:57 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Bappenas : Perlu Langkah Strategis Agar Bali Tak Tergantung Pariwisata
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
MENTERI Bappenas Bambang Brodjonegoro saat International Conference on Inclusive Economic Growth: Reducing Poverty and Inequality di Nusa Dua, Bali, Kamis (11/110)
ADVERTISEMENT
NUSA DUA, kanalbali.com -- Menteri Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, Bali merupakan Provinsi terbaik ke empat di Indonesia. Hal itu bisa dilihat dari tingginya pertumbuhan ekonomi, rendahnya angka kemiskinan, tingginya kapabilitas penduduk dalam mengakses berbagai kesempatan, serta tingginya persamaan gender serta kesenjangan sosial yang rendah.
"Akan tetapi di sini juga terlihat bahwa di Bali tercatat bahwa sektor manufaktur cukup rendah, karena sektor utama Bali adalah industri pariwisata," sebutnya pada acara International Conference on Inclusive Economic Growth: Reducing Poverty and Inequality yang juga merupakan rangkaian dari even IMF-World Bank Forum 2018 di Hotel Anvaya, Kuta, Rabu (10/10).
Untuk itu, Ia menyatakan Bali memerlukan langkah strategis untuk menanggulangi ketergantungan sektor pariwisata yang cukup riskan. “Salah satunya adalah revitalisasi sistem pertanian untuk mem-back up sektor wisata. Sektor pertanian juga bisa mendongkrak sektor lainnya seperti Industri Kecil dan Menengah,” tandasnya.
ADVERTISEMENT
Presiden IFAD Gilbert F Houngbo menekankan pentingnya peningkatan sistem pertanian untuk mengurangi angka kemiskinan di dunia. Ia menyatakan bahwa kemiskinan banyak terjadi di daerah pinggiran daripada di daerah perkotaan, sehingga Ia menekankan pentingnya perluasan lahan pekerjaan di daerah tersebut seperti petani maupun nelayan.
IFAD adalah lembaga khusus PBB yang bertujuan untuk menyediakan pendanaan dan menggerakkan sumber-sumber tambahan untuk program-program yang khusus dirancang untuk pengembangan ekonomi wilayah miskin, terutama dengan mengembangkan produktivitas agrikultural.
Misi IFAD adalah untuk memberdayakan masyarakat miskin di pedesaan dengan tujuan menghapuskan kemiskinan. IFAD bergerak di bidang pertanian dengan dasar bahwa 75% penduduk miskin di dunia—sejumlah 720 juta manusia—hidup di daerah terpencil dan sangat bergantung dengan aktivitas pertanian untuk mempertahankan hidupnya.
ADVERTISEMENT
Ia juga menambahkan dalam melakukan aktivitasnya, IFAD bekerjasama dengan pemerintah, donor, organisasi non-pemerintahan, dan rekanan lainnya. IFAD berfokus pada solusi country specific, yang akan meningkatkan akses penduduk miskin kepada jasa finansial, pasar, teknologi, lahan, dan sumber daya alam. (kanalbali/RLS)