Konten Media Partner

Menunggu Operasi Pemisahan, Orang Tua Bayi Kembar Siam Jualan Canang

2 Oktober 2019 12:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kadek Redita dan Putu Ayu Sumadi mengamati bayi kembar siam buah hati mereka (kanalbali/KR13)
zoom-in-whitePerbesar
Kadek Redita dan Putu Ayu Sumadi mengamati bayi kembar siam buah hati mereka (kanalbali/KR13)
ADVERTISEMENT
DENPASAR, Kanalbali - Wajah Kadek Redita (24) terlihat penuh harap agar bayi kembarnya yang lahir dalam keadaan siam (dempet) dari hasil buah cintanya dengan Putu Ayu Sumadi (18) bisa segera dilakukan operasi pemisahan.
ADVERTISEMENT
Sejauh ini memang belum ada tanda-tanda bayi kembar siam itu akan dilakukan pemisahan. Menurut info yang diterima dari RSUP Sanglah Denpasar, mereka pun sedang menanti informasi dari tim ahli RS Dr Soetomo Surabaya Untuk mengambil tindakan lanjutan.
"Iya kata dokter disini, masih nunggu hasil dari Surabaya, kapan akan dilakukan pemisahan. Tapi saya berharap agar bisa dipisah dan keduanya bisa selamat," ucap Kadek Redita dengan suara sendu saat dijumpai di sudut ruang Cempaka RSUP Sanglah (2/9).
Bahkan saat ini, Kadek Redita dan Putu Ayu Sumadi sudah sama-sama sepakat untuk memberi nama kepada kedua bayinya tersebut. "Iya kita sudah beri nama, namanya Komang Dita Ariani dan saudaranya namanya Kadek Lianasari," imbuh pria asal Buleleng ini.
ADVERTISEMENT
Dirinya juga mengaku tidak khawatir dengan biaya yang dikeluarkan selama masa perawatan sang buah hatinya itu. Justru yang dia khawatirkan biaya hidup dirinya dan sang istri yang saat ini mengalami kesulitan.
"Bayinya kan di cover sama BPJS, yang khawatir itu untuk biaya hidup kita berdua disini. Makanya sekarang kita sudah menjalani bisnis dengan berjualan canang," paparnya.
Awal-awal berjualan canang dilakukan dengan sang istri Putu Ayu Sumadi. Namun setalah bayinya memerlukan ASI dari sang ibu, Kadek Redita memutuskan untuk berjualan sendiri.
"Waktunya juga tidak nentu. Kalau pagi harus kesini (RSUP Sanglah) saya jualan sore, tapi kalau sore yang kesini, saya jualan pagi," ungkapnya.
Pendapatan bersih dari berjualan Canang hanya 40 ribu rupiah sehari. Tapi pendapatan itu, diakuinya sudah cukup untuk biaya hidup sehari. "Sudah cukup, kita bersyukur aja," singkatnya.
ADVERTISEMENT
Saat dirinya dan sang istri sudah tinggal tempat kos di Denpasar. "Sudah ngekos di Denpasar, tidak mungkin kan saya setiap saat balik ke Buleleng," tegasnya.
Sementara itu, Kepala Instalasi Ruang Rawat Inap Ibu dan Anak RSUP Sanglah dr I Wayan Dharma Artana membenarkan bahwa saat ini Sanglah masih menunggu keputusan dari hasil yang sudah dikirimkan ke RS Soetomo Surabaya, "Kita terus lakukan koordinasi, belum ada jawaban pasti sampai saat ini, apakah mereka akan datang kesini apa sudah cukup dengan data terbaru yang kami kirimkan itu," jelasnya. (kanalbali/KR13)