Moeldoko di Ajang The People'S Summit, Jawab soal TKA hingga Garam Import

Konten Media Partner
8 Oktober 2018 15:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Moeldoko di Ajang The People'S Summit, Jawab soal TKA hingga Garam Import
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
MOELDOKO tampil di acara The People'S Summit yang mengkritisi IMF Meeting-World Bank, bertempat di Grand Inna Bali Beach Hotel, Sanur, Denpasar, Senin (8/10)- kanalbali/KR10
ADVERTISEMENT
DENPASAR, kanalbali.com -- Ada sejumlah isu menarik yang dilarifikasi   Kepala Kantor Staff Presiden Moeldoko saat menghadiri pembukaan The People'S Summit, bertempat di Grand Inna Bali Beach Hotel, Sanur, Denpasar, Senin (8/10).
Tentang membeludaknya Tenaga Kerja Asing (TKA) di Indonesia, ia keras membantahnya."Kondisi realnya tenaga kerja asing khususnya dari Cina itu hanya 36 ribu. Tidak seperti yang diberitakan dari berbagai medsos, YouTube dan seterusnya," ucapnya.
"Tetapi kenyataannya tidak seperti selama ini, dikoar-koarkan diberbagai media.Alasannya apa,? tenaga kerja asing mengganggu tenaga kerja Indonesia,? tidak juga buktinya," tambahnya.Presiden Joko Widodo malah mentargetkan 10 juta tenaga kerja di Indonesia dan sampai saat ini, sudah terlampaui 8,7 juta.
Sementara itu dia menjelaskan, kenapa pemerintah masih melakukan impor garam. Menurutnya karena pantai di Indonesia tidaklah semuanya bisa menproduksi garam dan belum memenuhi kebutuhan industri dan lainnya."Kita masih impor garam, karena sepanjang pantai kita 81 ribu kilometer tidak semuanya bisa diproduksi garam. Hama garam adalah hujan, daerah yang memiliki mines hujan hanya di Kupang NTT," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Menurut mantan Panglima TNI ini , dalam sepanjang laut di Indonesia tidak semuanya punya kandungan potensi garam yang tinggi dan tidak semua pantai itu bisa memproduksi garam. Selain itu, untuk kebutuhan garam di Indonesia mencapai 4,5 juta ton dalam industri maupun kebutuhan pokok rumah tangga.
"Kebutuhan garam kita itu 4,5 juta ton. Baik garam untuk kepentingan industri dan dapur. Untuk kepentingan dapur saja hanya 1 juta ton, untuk kepentingan industri 3,5 juta. Kemarin terlambat sedikit teriak-teriak semua bisa industri aka tutup," ungkapnya.
Menurut Moeldoko itulah kondisi kenapa pemerintah harus impor garam karena masih belum mencukupi kebutuhan tersebut. Selainitu, Moeldoko juga menjelaskan bahwa hal tersebut juga terjadi pada impor bawang putih. 
ADVERTISEMENT
"Kita masih impor bawang putih, kerena bahan bawang putih itu hanya bisa tumbuh pada ketinggian 1200. Kita punya daerah-daerah itu terbatas. Kondisinya, seperti itu sehingga harus impor," ujarnya.(kanalbali/KR10)