Nasib Pemudik di Pelabuhan Gilimanuk, Bali: Ada yang Tertahan dan Ada yang Lolos

Suasana Pelabuhan Gilimanuk terasa lengang saat musim.mudik lebaran tahun ini ' ACH

Sejumlah orang yang hendak menyeberang melalui Pelabuhan Gilimanuk, Bali, tertahan di pintu masuk pelabuhan. Mayoritas tak mengetahui aturan pembatasan dan pengendalian pintu pelabuhan yang diterbitkan oleh pemerintah Provinsi Bali.

"Teman saya kemarin pulang masih bisa melintas, tapi sekarang sudah tidak bisa," kata salah satu pemudik, Muslihan kepada Kanalbali, Jumat (1/5).

Pria berusia 37 tahun itu, hanya bisa pasrah sembari berharap pintu masuk Pelabuhan Gilimanuk menuju Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi bisa kembali dibuka untuk orang yang sudah telanjur tiba di Pelabuhan.

"Saya masih akan menunggu hingga sore, semoga saja masih bisa dibuka, kasihan juga kan seperti kita ini yang sudah tiba di pelabuhan, kami intinya bukan ingin menolak kebijakan itu, tapi kami hanya tidak tahu kalau ada kebijakan itu," jelasnya.

Sebagian mudik masih nekad mencari keberuntugan untuk menyeberang ' ACH

Pemudik lainnya Rahmat (34) memilih untuk kembali ke Denpasar lantaran ia yakin pelabuhan tak akan dibuka.

"Daripada harus menunggu di sini, saya memilih kembali ke Denpasar, situasi seperti ini juga belum jelas apakah akan dibuka atau akan ditutup terus," kata pria yang mengaku punya usaha di Kota Denpasar.

Ditanya apakah sudah mengetahui adanya pengendalian pintu masuk melalui pelabuhan oleh pemerintah Provinsi Bali, ia mengaku sudah mengetahui. Namun, niatnya untuk melangsungkan mudik masih tetap dijalankan.

Nasib Muslihan dan Rahmat berbeda dengan yang didapatkan oleh Ardy. Mahasiswa asal Sumenep, Madura itu masih bisa melakukan penyeberangan melalui pintu Pelabuhan Gilimanuk lantaran mengantongi surat perjalanan dari pemerintah tempat ia tinggal.

"Semalam saya lihat info resmi dari pemerintah Provinsi Bali, jika hendak melakukan penyeberangan, maka harus dilengkapi dengan surat khusus dari pemerintah setempat, tapi itu sifatnya harus darurat," ujarnya.

Mengetahui akan informasi itu, Ardy mengaku langsung mengurus berkas yang dibutuhkan kepada pemerintah setempat di mana ia tinggal. Tentu dengan pertimbangan dan alasan yang masuk akal.

"Saya karena ada acara keluarga yang tidak bisa ditinggalkan, makanya saya urus semuanya agar bisa pulang kampung. Sebelumnya rencana mudik lebaran memang sudah saya tunda, tapi karena acara keluarga itu tadi makanya saya usahakan," jelasnya.

Pemerintah Provinsi Bali sendiri sejatinya telah mengeluarkan surat edaran agar pintu masuk Bali melalui Pelabuhan bisa dikendalikan. Dalam surat bernomor 551/3222/Dishub itu sebagai tindak lanjut Peraturan Menteri Perhubungan Indonesia tentang pengendalian transportasi selama masa mudik Idul Fitri Tahun 1441 H.

"Seluruh kendaraan bermotor umum dengan jenis mobil bus dan mobil pribadi, kendaraan bermotor perseorangan dengan jenis mobil penumpang, mobil bus, dan sepeda motor, serta pejalan kaki yang masuk/keluar wilayah Bali agar dilarang menyeberang di seluruh pintu masuk Pelabuhan Penyeberangan Bali," isi surat yang ditandatangani Gubernur Bali, Wayan Koster.

Namun, pengendalian sebagaimana yang telah dimaksudkan di atas, dikecualikan untuk kendaraan dinas operasional, pemadam kebakaran, ambulans, kendaraan yang mengangkut logistik, kendaraan dalam penanganan COVID-19 dan kedaruratan lainnya, kendaraan yang mengangkut PMI, dan kendaraan umum yang kembali ke daerah asal dengan dilengkapi surat keterangan darurat.

"Pengendalian transportasi ini berlaku sejak tanggal 1 Mei 2020 sampai dengan adanya pemberitahuan lebih lanjut," ujar Koster dalam surat yang dikeluarkan pada Kamis (30/4). (Kanalbali/ACH)

------------------------

kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!