Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Olah Minyak Jelantah, Mahasiswa Unair Masuk TOP 3 Kompetisi Ide Bisnis Pertamuda
5 Desember 2023 18:14 WIB
·
waktu baca 2 menitDiperbarui 5 Januari 2024 9:45 WIB


ADVERTISEMENT
KUTA, kanalbali.com - Ketika menemui kendala penyumbatan saluran air di rumahnya akibat dari limbah minyak jelantah, muncullah ide di benak Abdul Rohman (23).
ADVERTISEMENT
Mahasiswa semester 7 dari Universitas Airlangga itu bersama temannya kemudian ingin mengubah limbah minyak itu menjadi biodiesel.
"Pada tahun 2021, kami memulai pengembangan biodiesel untuk pemanas makanan, kemudian 2022 berfokus pada biodiesel untuk mesin dan 2023 berfokus pada kendaraan," jelasnya saat ditemui saat Mini Expo Pertamuda Seed and Scales 2023 , Rabu (29/11) di The Patra Resort and Villa, Kuta, Bali.
Produknya dinamakan Gelatah yang mereka niatkan sebagai StartUp sosial di bidang renewable energy.
Mereka kemudian bekerjasama dengan UMKM, sekolah, komunitas lingkungan dan masyarakat mewujudkan aksi pemuda jelantah dan peduli lingkungan dengan bebas minyak jelantah.
Dengan sistem usaha zero waste, ia memastikan yang terbuang dari pengolahan tersebut hanyalah air. Prosuknya pun dikembangkan diaman selain mengelola biodiesel, mereka juga memproduksi sabun, lilin dan aroma terapi.
ADVERTISEMENT
Abdul menuturkan, pengolahan minyak jelantah berbasis sociopreneur yang berdiri sejak 2021. “Kita fokusnya ke sociopreneur, mengadakan kegiatan sosial, pengumpulan minyak jelantah. Pengolahan limbah minyak jelantah itu sendiri awalnya dibuat dengan menggunakan saringan manual. Setelah disaring dua kali, baru dimasukkan ke panci besar. Namun kini, timnya sudah memiliki mesin yang dipesan berdasarkan kebutuhannya,” jelasnya.
Saat ini pengembangan Gelatah berhasil mendatangkan omzet rata-rata Rp 15–17 juta per bulan, dengan profit bersih Rp 5–7 juta per bulan. Menurutnya masih dibutuhkan proses panjang untuk meningkatkan profit karena modal yang dikeluarkan untuk riset hingga menjadi prototipe sangat besar.
Abdul mengaku, cukup banyak kendala yang dihadapi dalam mengembangkan gelatah. Salah satunya, harus bersaing dengan pengepul minyak jelantah yang sudah bekerja sama dengan perusahaan besar.
ADVERTISEMENT
Berkat Pertamuda Seed and Scale 2023, ia memperluas jejaringnya yang semakin banyak orang mengenalnya dalam pengolahan minyak. Sehingga ia berharap dari sisi pasokan minyak jelantah tak menemui kendala berarti.
Selain itu, banyak mentoring dan masukan yang didapat selama mengikuti proses pemilihan top 3 Pertamuda Seed and Scale 2023 yang berarti untuk pengembangan usahanya ke depan. “Saran dari mentor dan para juri sangat insight full dan membangun agar dapat dikembangkan ke ranah yang lebih baik lagi,” ujarnya.(kanalbali/RLS)