Pasar Takjil di Kampung Jawa Denpasar Ramai Kembali, Begini Suasananya
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
"Baru dua jam berjualan, gorengan saya sudah habis diborong pembeli yang sebagian besar umat muslim. Padahal sekarang khan masih jam 5," kata Shofiah seorang penjual gorengan saat ditemui, Senin, (4/4/2022).
Ditemani oleh anak gadisnya, Shofiah membuka lapak jualan dari pukul 15.00 WITA hingga pukul 18.10 WITA. Meski wajahnya tertutupi masker, namun senyum sumringah karena bisa tutup lebih awal terlihat jelas dari raut wajah wanita paruh baya itu.
Ia mengakui, antusias masyarakat terutama umat muslim untuk datang membeli menu berbuka puasa pada tahun ini meningkat drastis dibandingkan tahun lalu. Kondisi ini seiring dengan menurunkan kasus COVID-19 di wilayah Pulau Bali, sehingga pembatasan-pembatasan protokol kesehatan lebih dilonggarkan.
"Ya disyukuri saja, anggap sebagai rezeki kami pedagang musiman. Asal semua juga tetap mematuhi protokol kesehatan, seperti memakai masker," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Pedagang lain yang ikut merasakan berkah Ramadhan yakni Sumiati (40), pedagang sate susu yang juga warga Kampung Jawa tersebut tak kalah larisnya. Ratusan tusuk sate yang disediakan setiap bulan puasa selalu habis oleh pembeli yang sudah mengantri dari pukul 15.000 WITA.
Sumiati hanya satu dari banyaknya pedagang sate yang berjualan di sekitar masjid ini, ia mengakui sate susu yang terbuat dari daging sapi menjadi salah satu menu favorit masyarakat saat berbuka.
Dia menjual sekitar 6 jenis sate, dan masing-masing dibandrol dengan harga Rp 3000 per tusuk.
"Setiap bulan puasa disini sate susu paling diincar masyarakat, saya bisa buat 1 - 3 Kg perhari tergantung dapat bahannya, itu bisa jadi 100 - 150 tusuk dan pasti habis. Kadang ada yang udah antri buat beli dari jam 3 sore gitu," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Yanti Asih (42) bersama kedua orang putrinya mengaku setiap tahun saat bulan puasa selalu datang untuk membeli sate susu. Menurutnya, sate susu menjadi menu wajib untuk berbuka bersama keluarga.
"Rasa sate susu memiliki ciri khas yang berbeda dengan jenis sate lainnya, enak aja gitu, ada gurihnya. Kalau hari normal sate ini jarang ada bahkan susah ditemui," ungkapnya.
Adapun sepanjang jalan, tepatnya di sebelah selatan masjid para pedagang seperti pedagang buah, lauk untuk berbuka, kurma, gorengan, makanan ringan, minuman penyegar dahaga hingga berbagai macam takjil dengan harga mulai dari Rp 5000. (Kanalbali/LSU)