Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Pascapandemi Corona, Bali Diharap Tak Lagi Tergantung pada Pariwisata
6 Agustus 2021 8:21 WIB
·
waktu baca 1 menit
ADVERTISEMENT
DENPASAR - Pada triwulan II 2021, BPS mencatat perekonomian Bali mengalami pertumbuhan positif 2,83% (yoy) meningkat dari -9,81% (yoy) pada triwulan sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Namun Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho, Jum’at (6/8/2021), memprediksi pada triwulan III 2021, pertumbuhan ekonomi akan melambat sehubungan dengan kebijakan pembatasan mobilitas yang harus ditempuh oleh Pemerintah untuk mengatasi peningkatan penyebaran varian baru virus corona.
Penurunan pertumbuhan diperkirakan terjadi pada lapangan usaha yang berkaitan langsung dengan aktivitas pariwisata (LU Akmamin, LU Transportasi dan LU Perdagangan).
“Hikmahnya adalah semakin tingginya urgensi transformasi ekonomi bagi provinsi Bali,” tegasnya.
Ketergantungan pada sektor pariwisata telah meningkatkan kerentanan perekonomian Bali, dimana secara historis kinerja perekonomian Bali mengalami penurunan pada saat mengalami guncangan (Bom Bali I, Bom Bali II, Bencana Gunung Agung).
Untuk meningkatkan resiliensi perekonomian Bali, perlu pengembangan new source growth engine, yakni pada sektor pertanian, industri kreatif, ekonomi digital dan pendidikan.
Untuk mempercepat pemulihan kinerja perekonomian, prasyarat mutlak yang harus dipenuhi adalah keberhasilan pemberian vaksinasi serta penerapan disiplin protokol kesehatan Covid-19.
ADVERTISEMENT
BI Bali kemudian merekomendasikan 5 langkah strategis. Pertama, mendorong pelaku pariwisata untuk memperoleh sertifikat CHSE untuk meyakinkan bahwa Bali siap menerima wisatawan.
Kedua, mendorong UMKM untuk on boarding sehingga memperluas pemasaran. Ketiga, mempercepat realisasi belanja daerah dan pembangunan infrastruktur. Keempat, mendorong sektor pertanian untuk menerapkan GAP (Good Agriculture Practice), menggunakan teknologi digital dalam berproduksi (digital farming), dan memasarkan produknya melalui e-commerce dan marketplace. Kelima, mendorong pembayaran secara nontunai, utamanya menggunakan QRIS. (KANALBALI/RFH)