Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
Patung Garuda Wisnu Kencana Diresmikan Secara Adat Bali
8 Agustus 2018 12:49 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
ADVERTISEMENT
GUBERNUR Pastika bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan.saat upacara Melaspas di area Garuda Wisnu Kencana, Jimbaran, Rabu, 8 Agustus 2018 (kanalbali/Dok. Pemprov Bali)
ADVERTISEMENT
JIMBARAN, kanalbali.com -- Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) yang terletak di Desa Ungasan, Kuta Selatan, Kabupaten Badung, telah selesai dibangun. Sebelum diresmikan dan digunakan secara langsung, sesuai kepercayaan Agama Hindu, patung harus dibersihkan dan disucikan melalui prosesi upacara pemelaspasan dan nyimpen pedagingan.
Acara tersebut dilakukan pada Rabu, 8 Agustus 2018, dihadiri antara lain oleh Gubernur Bali Made Mangku Pastika dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan.
Gubernur Pastika mengungkapkan,rampungnya patung GWK, diharapkan bisa menjadi ikon baru bagi pariwisata di Bali. "Semoga memberikan manfaat yang positif bagi masyarakat Bali serta masyarakat Indonesia dalam memajukan iklim pariwisata Bali khususnya," ujarnya.
Pastika juga menjawab terkait kekhawatiran masyarakat ditengah gempa yang melanda NTB dan Bali saat ini, dimana menurutnya bahwa safety yang telah dirancang dan dibangun pada patung GWK tersebut sudah memenuhi standar keamanan internasional dan juga sudah memenuhi standar bangunan tahan gempa.
ADVERTISEMENT
“Masyarakat tidak perlu khawatir karena keamanan patung ini sudah memenuhi standar tahan gempa, jadi akan tetap berdiri kokoh. Untuk itu saya minta masyarakat untuk ikut menjaga dan melestarikan karya seni masyarakat kita ini”, pungkasnya.
Dalam acara yang juga dihadiri oleh Presiden Komisaris PT Garuda Adhimatra Indonesia, Mayjen TNI (Purn) Sang Nyoman Suwisma, dilaksanakan prosesi upacara pemelaspas yang dipuput oleh Ida Pedanda Gede Mas Pratama dari Griya Tegeh Abiansemal, Ida Pedanda Gede Ngurah Putra Keninten dari Griya Kediri Sangeh dan Ida Pedanda Gede Jelantik Giri dari Griya Peliatan Ubud. (kanalbali/RLS)