news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Pelaku Wisata Bali ‘Dewakan' Turis Asing, Kadispar: Cuma Beberapa Orang Saja

Konten Media Partner
23 Agustus 2021 14:50 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Keberadaan turis asing pun kadan menimbulkan masalah. Seperti adanya turis yang membuat tenda di Pantai beberapa waktu lalu - IST
zoom-in-whitePerbesar
Keberadaan turis asing pun kadan menimbulkan masalah. Seperti adanya turis yang membuat tenda di Pantai beberapa waktu lalu - IST
ADVERTISEMENT
DENPASAR - Kepala Dinas Pariwisata Bali Putu Astawa membantah penilaian bahwa sebelum pandemi turis asing telah 'didewakan' di Bali. "Mungkin anda yang seperti itu, tapi tidak semuanya. Apalagi untuk kebijakan dari instansi resmi," katanya Senin (23/8/2021).
ADVERTISEMENT
Pengistimewaan bila dibandingkan dengan turis domestik itu, menurutya, terjadi karena perbandingan tingkat spending (pengeluaran) belanja yang cukup besar.
Dari data yang ada, spending money wisatawan domestik sekitar Rp 530 ribu per hari. Sementara, turis asing rata-rata di kisaran Rp 2 juta. "Tapi intinya, sebenarnya tidak boleh ada pembedaan anatara wisatawan asing dan domestik," katanya.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, I Putu Astawa - ACH
Ia membenarkan, dalam jagka pendek pascapandemi, kehadiran turis domestik akan sangat penting bagi Bali. Sebab, turis internasional pasti akan lebih merasa aman untuk berwisata di wilayah mereka sendiri.
"Makanya kita senang, kondisi Jakarta sudah mulai membaik dan imbasnya bisa kita harapkan akan menjadi sumber wisatawan kita meskipun dengan prosedur kesehatan yang ketatt," tegasnya.
Seperti diberitakan, pengamat pariwisata Universitas Udayana menilai, sebelum pandemi ada pengistimewaan pada turis asing di Bali.
ADVERTISEMENT
"Sudah saatnya Bali berhenti 'mendewakan' wisman, ke depannya setelah pandemi akan sulit menggaet wisman karena persaingan pariwisata yang semakin ketat antar negara," tutur Akademisi Universitas Udayana (Unud) Nyoman Sukma Arida dalam diskusi virtual di Denpasar, Sabtu, (21/8/2021).
Ia berharap agar pelaku pariwisata di Bali bisa lebih fokus menggarap potensi wisatawan domestik (wisdom). Dari sisi lain, pelaku pariwisata diminta melakukan perubahan perilaku agar tidak ada lagi diskriminasi perlakuan antara wisdom dan wisman. (kanalbali/KAD/RFH)