Pelukis di Bali Ini Ungkapkan Perjalanan Spiritual Lewat Lukisan

Konten Media Partner
25 Oktober 2022 14:37 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah-satu seri lukisan bertajuk 'Kanda Pat' - IST
zoom-in-whitePerbesar
Salah-satu seri lukisan bertajuk 'Kanda Pat' - IST
ADVERTISEMENT
DENPASAR, kanalbali.com - Sebuah pameran lukisan yang unik akan digelar di di Tony Raka Gallery, Jalan Raya Mas, Ubud mulai 28 Oktober 2022. Unik karena lukisan karya Susiawan merupakan ekspresi dari perjalanan spiritualnya, khususnya selama tinggal di Bali sejak 2007.
ADVERTISEMENT
Bagi dia, melukis adalah sebentuk meditasi secara visual. "Kekuatan garis warna dan gambar saya jadikan laku meditasi saya. Dalam prosesnya saya menggunakan gambar, saya merasa menyatu dengan ekspresi spiritual sehingga saya meniadakan batasan teknis dalam melukis," ungkapnya, Selasa (25/10).
Salah-satu ini dari spiritualitas yang mengilhami 27 karya yang dipamerkan adalah pemahaman tentang ajaran Kanda Pat, sebuah gagasan metafisis yang berkembang di Jawa dan Bali.
Istilah “kanda pat” berarti “empat saudara”. Dalam kepercayaan tradisional Bali, kanda pat adalah empat saudara kandung mistis yang menemani setiap orang sejak dari dalam kandungan sampai meninggal dunia.
Susiawan bersama salah-satu karyanya - IST
Kanda pat juga dikenal di Jawa, tapi dengan nama lain, yakni 'Sedulur Papat Lima Pancer'. Susiawan mengakui, dalam proses berkesenian, ia menjadikan melukis sebagai upaya oleh spiritual seperti meditasi.
ADVERTISEMENT
Ketika masih kecil, semasa tinggal di Solo, Jawa Tengah, Susiawan sudah mendengar tentang kanda pat dari lingkungan keluarganya. Di Bali, berpuluh-puluh tahun kemudian, Susiawan diperkenalkan lebih jauh dengan kanda pat oleh seorang rekannya.
Ia juga diantarkan ke sebuah pura yang dipersembahkan untuk kanda pat, yaitu Pura Luhur Catur Kanda Pat Sari Pengideran Dewata Nawa Sangha di Denpasar.
Persentuhan dengan kanda pat di Bali itu terasa sangat mencerahkan bagi Susiawan, membangkitkan energi kreatifnya untuk menciptakan karya-karya yang diilhami kanda pat. Jalan kreatif yang bersendikan spiritualitas menjadi terbuka lebar untuknya.
Susiawan tampak banyak menyerap unsur-unsur tradisi spiritual Bali ke dalam kerja seninya yang berorientasi spiritual. Seri lukisan “Imaji Kanda Pat” didominasi warna merah, hitam dan putih. Tiga warna tersebut mengingatkan pada warna gelang benang yang bermakna religius dan biasa dikenakan di pergelangan tangan kanan pemeluk agama Hindu-Bali.
Arif Bagus Prasetyo sebagai kurator pameran bersama Susiawan saat jumpa pers di Kubukopi, Bali - WIB
Gelang triwarna ini dikenal dengan nama “Tridatu”. Warna gelang Tridatu melambangkan Tuhan dalam tiga manifestasinya, yaitu Dewa Brahma (merah), Dewa Wisnu (hitam), dan Dewa Siwa (putih). Gelang Tridatu juga menyimbolkan tiga fase kehidupan, yaitu lahir, hidup, dan mati.
ADVERTISEMENT
Namun Susiawan mengaku, saat mengerjakan lukisan, dia tak memikirkan referensi tertentu. "Itu muncul begitu saja dari keinginan say untuk mengekspresikan pemikiran saya," katanya.
Pun demikian dengan guratan garis kaligrafis pada lukisan Susiawan terlihat seperti prototipe tulisan suci atau tulisan mistis dalam tradisi spiritual Bali. Di Bali, aksara memiliki kedudukan penting di dunia spiritualisme.
Arief Bagus Prasetyo yang menjadi kurator pameran mengatakan, Seni rupa Susiawan merupakan bagian dari arus kontemporer yang mencari jalan baru ke terciptanya kehidupan lebih baik.
Saat ini ada keresahan global akibat mimpi buruk kapitalisme, perang, wabah, perubahan iklim, dsb. Beririsan dengan pengalaman mistis, “lukisan sukma” Susiawan menawarkan oasis penyembuhan di tengah gurun gering kehidupan kontemporer. (Kanalbali/WIB)
ADVERTISEMENT