Pembangunan Pelabuhan Benoa Dilanjutkan dengan Desain Baru

Konten Media Partner
2 November 2019 14:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Koster (tengah) bersama Direksi Pelindo (kanalbali/KR13)
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Koster (tengah) bersama Direksi Pelindo (kanalbali/KR13)
ADVERTISEMENT
DENPASAR, Kanalbali - Setelah sempat dihentikan karena dianggap merusak hutan mangrove, pengembangan Pelabuhan Benoa akan segera dilanjutkan kembali. Gubernur Bali I Wayan Koster mengaku desain terbaru yang ia terima dari Pelindo III bisa diterima karena lebih ramping dan mengedepankan areal terbuka hijau.
ADVERTISEMENT
"Wilayah Dumping I luasnya 25 hektar, 13 hektar atau 51 persen dimanfaatkan untuk hutan kota, yang 12 hektar atau 49 persen akan dipergunakan dalam bentuk fasilitas perikanan," Ungkap Koster pada sesi jumpa pers dirumah Jabatan Gubernur, Sabtu (2/11).
Sedangkan untuk wilayah Dumping II dengan luas 45 hektar, Koster menyampaikan 51 persen akan digunakan untuk hutan kota. Sedangkan Sisanya 49 persen untuk zona curah cair BBM, gas dan aftur dalam rangka mendukung kegiatan-kegiatan Pelabuhan.
"Karena selama ini ketika ada kapan di Pelabuhan Benoa, pengisian BBMnya tidak dilakukan di Benoa. Malah dilakukan di Singapura. Jadi kalau sudah disediakan pengisian BBM di Benoa maka yang akan mendapat keuntungan Indonesia bukan lagi negera lain," jelasnya.
Dumping area di kawasan Pelabuhan Benoa yang dianggap merusak hutan mangrove (dok.Kumparan)
Koster juga menegaskan, penghijauan menjadi poin yang harus diperhatikan dalam pengembangan Pelabuhan Benoa. Untuk itu, dirinya menghimbau kepada Pelindo III untuk melibatkan para ahli dari IPB dan Universitas Udayana dalam rangka mengkonsultasikan tanaman apa yang pas ditanam di sekitar Pelabuhan Benoa. "Ya kita minta agar melibatkan tim ahli dari IPB dan Unud, agar semua bisa berjalan dengan baik," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Sementara untuk tempat-tempat bisnis yang sudah beroperasi sebelumnya, Koster dengan tegas menyampaikan tidak boleh ada bisnis yang ada di sekitar Pelabuhan Benoa. "Kalau untuk bisnis ya harus diluar, tidak boleh didalam atau di area Pelabuhan pokoknya," jelasnya.
Tempat-tempat bisnis seperti Restoran Akame, Warung Made, kegiatan water sport termasuk helipad yang bekerja sama dengan Pelindo akan dibersihkan sampai akhir desember tahun 2020. "Itu kan berakhir tahun 2023 awalnya, tapi saya minta kepada Pelindo agar sampai akhir 2020 saja. Semua dikawasan itu harus dibersihkan," jelasnya.
Koster menilai, dengan apa yang dilakukan oleh Pelindo III ini, dirinya berpendapat bahwa Pelindo III telah memenuhi seluruh arahan Gubernur yang tertuang dalam surat dan beberapa kali rapat. "Tentu kita senang karena Pelindo III telah memenuhi seluruh arahan, kita apresiasi," imbuhnya. (kanalbali/KR13)
ADVERTISEMENT