Konten Media Partner

Penari Baris Raksasa dari Anyaman Bambu Jadi Ikon Soundrenaline

28 Agustus 2018 13:49 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penari Baris Raksasa dari Anyaman Bambu Jadi Ikon Soundrenaline
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
GIANYAR, kanalbali.com --- Akan ada ikon menarik di Soundrenaline 2018 di area Garuda Wisnu Kencana (GWK) Bali awal September ini. Yakni, patung raksasa penari baris yang terbuat dari anyaman bambu.
ADVERTISEMENT
Kini patung ayang ada di Banjar Kelodan, Tampaksiring, Gianyar telah menjadi perhatian wisatawan. Patung berukuran tinggi 6,5 meter dengan lebar 8,5 meter itu adalah karya seniman patung I Gusti Arya Udianata."Menghabiskan sekitar 300 bambu dengan total pengerjaan sebulan yang terhitung sejak awal Agustus,"katanya saat ditemui dilokasi, Selasa, 28 Agustus 2018.
Patung itu adalah pesanan dari penyelenggara Soundrenaline 2018 dengan maksud menonjolkan ciri khas Bali. "Ini murni menggunakan bahan yang ramah lingkungan,"ucap pria dua anak ini.
Uniknya, meski dirinya telah memiliki sketsa, dalam pengerjaannya justru ia lebih banyak menggunakan insting dan imajinasi. Ia dibantu 8 orang termasuk dirinya untuk mengerjakan patung tersebut dengan tugas masing-masing."Yang terpenting dari karya ini adalah bagaimana kita membuatnya seakan menjadi riil atau nyata dan inilah tantangannya,"katanya lagi.
ADVERTISEMENT
Ditanya berapa anggaran yang dibutuhkan dalam membuat patung itu, ia enggan berkomentar banyak dengan dalih rahasia dapur. "Wah itu rahasia tak elok saya ucapkan di depan publik,"pungkasnya sembari tertawa.
Soundrenaline bakal digelar selama dua hari di Garuda Wisnu Kencana (GWK) pada 8-9 September mendatang dan patung tersebut akan dipajang sepama 10 hari di GWK. "Sepengetahuan saya pribadi, patung ini berada di GWK selama 10 hari "tandasnya.
Dia menambahkan jika anyaman itu ditelakkan di luar ruangan akan bertahan paling lama selama 1 bulan saja namun akan bertahan lebih lama bahkan hingga setahun jika ditaruh di dalam ruangan. "Namun setelah acara berlangsung anyaman ini saya belum tau mau diapakan jika di taruh di rumah tempat tak memungkinkan, ya lihat nanti saja,"tutupnya.
ADVERTISEMENT
Banyak yang antusias dengan karya Rahman bahkan ada yang membandingkannya dengan karya instalasi di Jakarta, namun Rahman sendiri tak menanggapi serius prihal perbandingan itu."Ini karya fantastis. Bali banget, salut saya dengan anak muda Bali,"ujar salah satu pengunjung."Bangga bisa melihat langsung karya ini sebelum dibawa ke GWK,"ungkap komang Kupit pria asal Klungkung. (kanalbali/GAN)