Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten Media Partner
Perangi Cacingan Jadi Cara Bali Mencegah Stunting
19 Oktober 2022 9:10 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Meskipun angka stunting di Bali paling rendah di Indonesia, tapi di Kabupaten Karangasem yang berada di ujung timur Pulau Dewata mencatat kasus stunting mencapai 22,9 persen. Sedangkan jumlah kasus yang dapat ditoleransi oleh World Health Organization (WHO) berada di bawah 20 persen.
Adanya ketimpangan kasus stunting di beberapa wilayah di Bali tentu menjadi perhatian khusus. Corporate Medical Affairs Danone Indonesia, Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK menyebut, stunting memberi banyak dampak negatif pada anak.
Dijelaskan, dampak stunting dalam jangka pendek adalah perkembangan otak dan tumbuh kembang yang tidak optimal. Sedangkan untuk dampak jangka panjang adalah gangguan kognitif dan memiliki nilai IQ yang lebih rendah dibandingkan orang dewasa yang tidak pernah mengalami malnutrisi.
"Untuk itu beberapa hal perlu diperhatikan oleh para orang tua, dimulai dari faktor risiko dan potensi sumber penyebab stunting," kata Dokter Ray dalam workshop Cyber Media Forum dengan tema 'Keterkaitan antara nutrisi dan kasus stunting di Indonesia' yang digelar secara virtual, Kamis, (29/9/2022).
ADVERTISEMENT
Stunting sendiri merupakan kondisi yang ditandai ketika panjang atau tinggi badan anak kurang jika dibandingkan dengan umurnya. Kekurangan gizi juga berarti berkurangnya asupan energi ke otak.
"Pertumbuhan otak 80 persen terjadi ketika dua tahun pertama pertumbuhan anak, sehingga selama periode ini penting bagi anak mendapatkan asupan gizi yang cukup agar otak bisa berkembang maksimal,” tuturnya.
Ia mengungkapkan bahwa ada beberapa aspek penting yang harus diperhatikan untuk pencegahan stunting, seperti memberi asupan nutrisi seimbang sejak masa kehamilan, pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang berkualitas pada anak, memperhatikan sumber protein terutama protein hewani yang mengandung asam amino.
Kemudian memastikan pemenuhan hidrasi yang cukup, melakukan, pemantauan tumbuh kembang anak secara teratur, dan menjaga kebersihan secara menyeluruh.
ADVERTISEMENT
Untuk di Bali, penanganan stunting juga berfokus pada upaya untuk menjaga kebersihan agar terhindar dari bahaya kecacingan yang menjadi salah satu penyebab stunting.
Kecacingan atau cacingan dapat menyerang balita hingga orang dewasa. Penyakit yang disebabkan oleh cacing parasit ini berpotensi mengakibatkan penurunan kesehatan, gizi, kemampuan berpikir, dan aktivitas lain yang dapat berujung pada terjadinya stunting.
Prof Don Stewart dari Griffith University Australia mengatakan, salah satu faktor yang menyebabkan lambatnya tumbuh kembang anak karena adanya infeksi cacing parasit yang ditransmisi melalui tanah. Seperti cacing tambang, cacing gelang, dan cacing giling.
"Diseluruh dunia ada 2 miliar orang terinfeksi cacing parasit, dan ini angka yang besar, sehingga jadi beban penyakit masyarakat di dunia. Tapi paling banyak tersebar di daerah tropis," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Ia menjelaskan gejala cacingan diantaranya, nafsu makan dan berat badan menurun, diare, mual dan muntah, nyeri pada perut, kelelahan hingga demam. "Karena cacingan ini juga bisa menyerap nutrisi dalam tubuh, sehingga anak yang terinfeksi bisa terkena stunting. Tapi setelah 2 tahun baru bisa mengukur tubuhnya bertumbuh atau tidak," tuturnya.
Adapun cara untuk mencegah terjadinya kecacingan, yakni dengan mencuci tangan dengan sabun, buang air besar di jamban, atau di toilet, dan menggunakan alas kaki saat keluar rumah. "Sebagai edukasi kepada anak-anak, kami menguji coba di 4 sekolah di Karangasem Bali terkait buku edukasi cacing parasit," sebutnya.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Dr. Anak Agung Sagung Mas Dwipayani menuturkan bahwa dari hasil penelitian ditemukan bahwa kasus stunting lebih banyak terjadi di daerah pedesaan dibandingkan perkotaan. Adapun Kabupaten Karangasem sebagai pedesaan di Bali yang dinilai memiliki pola asuh yang kurang kepada anak-anaknya, dan asupan nutrisi juga tidak beragam.
ADVERTISEMENT
"Untuk mencegah angka stunting semakin tinggi di Karangasem, terutama di Kecamatan Kubu, masyarakat telah siap untuk mewujudkan program stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS)" tuturnya.
Dr. Ni Made Utami Dwipayanti dari Pusat Inovasi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana menuturkan bahwa sejak tahun 2011 telah melakukan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di daerah Karangasem.
Pada saat itu, jumlah masyarakat yang memiliki jamban hanya sekitar 10%. Namun, setelah 3 tahun berjalannya program, hingga saat ini telah tersedia 90% jamban yang ada di daerah ujung timur Bali tersebut.
"Dalam program STBM, kita berusaha memperbaiki perilaku hidup bersih dan sehat, seperti cuci tangan dengan sabun, air minum, dan makanan yang aman, pengolahan sampah yang baik," kata dia.
ADVERTISEMENT
Made Utami berharap apa yang telah diupayakan berbagai pihak di Bali untuk terus menekan angka stunting dapat berjalan sesuai apa yang dicita-citakan. (Kanalbali/LSU)
Live Update
PSSI resmi mengumumkan Patrick Kluivert sebagai pelatih baru timnas Indonesia, Rabu (8/1). Pelatih asal Belanda ini akan menjalani kontrak selama dua tahun, mulai 2025 hingga 2027, dengan opsi perpanjangan kontrak. Kluivert hadir menggantikan STY.
Updated 8 Januari 2025, 17:20 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini