Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Rayakan Hubungan Diplomatik, Seni Topeng Jepang Digelar di Ubud Bali
19 Mei 2018 21:43 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
ADVERTISEMENT
UBUD, kanalbali.com — Sebuah pertunjukkan kesenian topeng tradisional Jepang, Hayachine Take Kagura, digelar dalam rangka peringatan tahun ke-60 hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Jepang di Rumah Topeng dan Wayang Setia Dharma, Ubud, Gianyar, Sabtu (19/5).
ADVERTISEMENT
Konsulat Jendral Jepang, Shiba, mengatakan penyelenggaraan pertunjukkan seperti ini merupakan kali kedua setelah sebelumnya sempat digelar pada bulan Septembet 2015 di ISI Denpasar.
Ia pun menjelaskan filosofi tarian dan musik tradisional yang biasanya dipertunjukan di tempat pemujaan tersebut sebagai bentuk doa kepada Tuhan. Tarian tersebut menurutnya telah dilestarikan di negaranya sejak 1976 dan terdaftar sebagai warisan tak benda UNESCO pada 2009.
Sementara itu, Profesor Dibia yang turut diundang pada pertunjukkan itu menyatakan acara tersebut sebagai sebuah perayaaan jembatan budaya yang telah dibangun sekian lama antara Bali dengan Jepang.
"Bali dan Jepang memiliki kesamaan budaya terutama pada seni topeng, sehingga ada benang merah yang gampang dihubungkan. Inilah yang membuat pementasan selalu menarik," ujar Dibia.
ADVERTISEMENT
Gubernur Bali Made Mangku Pastika secara pribadi mengaku sangat tertarik dengan seni topeng, mengingat kehidupan setiap orang dalam keseharian selalu berganti peran yang dianalogikan sebagai topeng.
"Setiap hari kita berganti peran yang bisa diartikan sebagai topeng, mulai dari kita tidur melakoni peran suami istri, esok kita bangun melakoni peran bapak, setelah di tempat kerja misalnya saya melakoni peran jadi Gubernur. Topeng menjadi keseharian setiap orang, perempuan memakai bedak pun sebuah topeng,” ujarnya. (kanalbali/RLS)