Konten Media Partner

Pesona Pentas Virtual 3 Tari Kolosal Seniman Bali dari Ubud

9 Agustus 2021 8:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tarian tradisi Bali, Sang Hyang Jaran. Foto: Anggara Mahendra
zoom-in-whitePerbesar
Tarian tradisi Bali, Sang Hyang Jaran. Foto: Anggara Mahendra
ADVERTISEMENT
UBUD - Antida Music Production dengan dukungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menggelar acara Panggung Seni Tradisi Bali secara streaming.
ADVERTISEMENT
Acara ini adalah bagian dari serial program telusur tradisi yang akan ditayangkan melalui kanal Youtube antidamusic dan kemenparekraf.
“Kegiatan ini memberi wadah kepada para sekeha dan sanggar tari tradisi yang selama pandemi ini vakum. Diharap memberikan kegairahan kembali kepada para seniman untuk terus memelihara optimismenya ," ungkap Anom Darsana, pendiri Antida Music Production.
Tari Kecak . Foto : Anggara Mahendra
Pementasan tarian diselenggarakan dari Museum Seni ARMA, Ubud . “Saat ini kunjungan wisatawan ke Bali sangat menurun dan menjadi tugas kita bersama untuk bersinergi dengan semua pelaku industri kreatif serta para seniman untuk membangkitkan kembali pariwisata di Bali,” Reza Fahlevi, direktur event daerah Kemenparekraf.
Setiap kegiatan di lokasi menerapkan protokol kesehatan ketat dengan standar CHSE, seluruh panitia dan seniman yang terlibat juga wajib SWAB antigen terlebih dahulu.
ADVERTISEMENT
3 tarian yang dipilih adalah tari Sang Hyang Dedari, Sang Hyang Jaran beserta Kecak dari sekeha tari Trena Jenggala Padangtegal, Ubud, Gianyar.
Tari Kecak. Foto : Anggara Mahendra
Tari Kecak cukup populer di kalangan para wisatawan sebagai sebuah pementasan yang wajib untuk ditonton jika ke Ubud. Pementasan tari kecak biasanya membawakan lakon Ramayana kisah Rama dan Sinta.
Selain itu, ada tari Sang Hyang Dedari yang ditarikan oleh dua gadis yang diiringi kidung yang menghanyutkan, khusuk dan religius.
Tarian ini sejatinya merupakan sebuah pementasan sakral dimana dipentaskan untuk penolak bala dan memohon keselamatan. Keunikan dari tari Sang Hyang Dedari ini adalah para penari memainkannya dengan mata terpejam, dan bergerak mengikuti alunan tembang tembang pemujaan yang juga disertai asap dupa yang harum sebagai sebuah persembahan yang membawa penari untuk berkomunikasi dengan para dewa dewi sehingga tampak seperti dalam keadaan trans / tidak sadar.
Tarian tradisi Bali, Sang Hyang Dedari. Foto Anggara Mahendra
Selain itu ditampilkan juga tari apri Sang Hyang Jaran yang ditarikan oleh seorang pria atau pemangku. Penari tampak seperti menunggang sebuah kuda yang terbuat dari pelepah daun kelapa.
ADVERTISEMENT
Tari Sang Hyang Jaran ini juga ditarikan dengan mata terpejam, dengan gerakan berjalan, berlari kecil, sambil menginjak dan menendang bara api dari serabut dan batok kelapa dengan kaki telanjang.
Tarian ini juga merupakan tarian sakral yang ditarikan sebagai penolak bala dan mengusir wabah penyakit. Kedua tarian Sang Hyang tersebut pada masa sebelum pandemi dipentaskan sebagai sebuah pertunjukan profan oleh sekeha seni tradisi Trena Jenggala Padangtegal Ubud yang kini akibat pandemi telah vakum pentas hampir satu setengah tahun. (kanalbali/RLS/RFH)