Petani Muda Ini Sukses Kembangkan Farm to Table

Konten Media Partner
31 Juli 2018 19:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petani Muda Ini Sukses Kembangkan Farm to Table
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
BADUNG, kanalbali.com – Wilayah Badung Utara memang lebih dikenal dari sisi pertaniannya, tanahnya yang subur serta iklimnya yang memudahkan aneka sayur dan buah-buahan tumbuh dengan mudah.
ADVERTISEMENT
Peluang itupun ditangkap oleh salah satu warganya yang mengembangkan usaha dengan nama Farm to Table sejak Februari 2018. Meski tergolong anyar, wisatawan domestik maupun manaca negmara mulai meliriknya.
Adalah I Ketut Buda, warga asli Banjar Bon, Desa Belok Sidah, Petang yang mengembangkan usaha tersebut. Ditemui dikawasan Petang, ia menyampaikan jika awal dari ide usaha tersebut adalah sebuah tantangan dari temannya yang menantang Buda (panggilan akrab Ketut Buda-red) untuk membuat sesuatu yang fresh dan belum terjamah.
“Kemudian muncul ide membuat Farm to Table, sebenarnya di luar negeri aktifitas ini sudah cukup dikenal cuman untuk di Indonesia khususnya Bali saya kemas dengan kearifan lokalnya,”katanya. Selasa (31/7).
Budi yang keseharian bekerja di salah satu hotel ternama di kawasan Canggu ini pun semakin optimis jika usaha yang dirinya rintis tersebut pun nantinya akan mendatangkan wisatawan lebih banyak ke wilayah Petang. “Saya jugaberharap kedepannya wilayah Petang semakin banyak dikunjungi wisatawan dan keseimbangan jadi terwujud,”paparnya.
ADVERTISEMENT
Petani Muda Ini Sukses Kembangkan Farm to Table (1)
zoom-in-whitePerbesar
Ditanya tentang sistem kerja dari Farm to Table, pria 27 tahun ini mengatakan jika wisatawan yang ikut dalam Farm to Table wajib membayar Rp 450 ribu dengan fasilitas yang diberikan adalah welcome drink, lunch, termasuk free transport.
“Nantinya para wisatawan akan kita ajak terjun langsung ke petani lalu memetik langsung dan memasak dilokasi jadi benar-benar tradisional, inilah yang membedakan usaha Farm to Table saya dengan Farm to Table yang lainnya,”terangnya.
Lebih lanjut, terkait dengan system keuangan, Budi peria yang akan menikah tahun depan ini pun mengaku jika dirinya menggunakan system shring profit. “50 persen ke hotel, 30 persenke petani dan 25 chef,”jelasnya sembari mengatakan jika hotel yang dimaksud adalah hotel yang telah menjalin kerjasama untuk agen tamu.
ADVERTISEMENT
Sedangkan terkait untuk pemasaran, selain kerjasama dengan hotel dirinya juga melakukan pemarasan via online yakni melalui situs www.Airbnb.com,.“Sementara system pemasarannya seperti itu dulu sebelum sembari urus legalitas baru saya buat situs sendiri,”tuturnya.
Terkait dengan keseriusannya menekuni dunia pertanian, dia dengan tegas menjawabnya dengan ungkapan "No Farmers, No Food". "Tidak ada petani maka tidak ada makanan, tidak ada makanan tidak ada pariwisata,"tegasnya sembari mengakhiri percakapan.(kanalbali/GAN)