Konten Media Partner

PII Beri Anugerah Khusus Profesi Insinyur bagi Bung Karno, Habibie dan Djuanda

16 Desember 2021 13:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Potret Bung Karno. Sumber: Kemendikbud
zoom-in-whitePerbesar
Potret Bung Karno. Sumber: Kemendikbud
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
NUSA DUA - Persatuan Insinyur Indonesia (PII) memberikan anugerah khusus dan tertinggi profesi insinyur kepada Ir. Soekarno (Bung Karno) Ir. Djuanda dan Dr. Ing. BJ Habibie. Pemberian anugerah digelar serangkaian acara Kongres PII XXII yang berlangsung 16 -18 Desember 2021, di Nusa Dua, Bali.
ADVERTISEMENT
Hal itu disampaikan Ketua Umum PII Dr. Ir. Heru Dewanto, ST. MSc. Eng, IPU. ASEAN Eng. dalam konferensi pers di lokasi Kongres di Nusa Dua, Bali, (16/12/2021)
“Ir. Soekarno, Ir. Djuanda Kartawidjaja dan Dr. Ing. Bacharuddin Jusuf Habibie telah menunjukkan bahwa sebagai Insinyur dengan pencapaian dan kiprahnya sebagai Kepala Negara atau Kepala Pemerintahan, Presiden atau Perdana Menteri, memungkinkanya untuk mewujudkan tugas sebagai seorang insinyur sejati: yakni membangun infrastruktur keinsinyuran sekaligus membangun peradaban Bangsa,” kata Heru Dewanto.
Menurutnya PII sebagai organisasi profesi insinyur dan penyelenggara keinsinyuran di Indonesia akan  mencatatkan para tokoh insinyur Indonesia tersebut dalam sejarah Bangsa. Yakni, dengan menganugerahkan penghargaan tertinggi PII Outstanding Lifetime Achievement bidang keinsinyuran.
ADVERTISEMENT
"Selain sebagai seorang arsitek yang  ahli dalam rancang bangun, ia adalah arsitek kemerdekaan Bangsa Indonesia. Sehingga menjadi Proklamator Kemerdekaan sekaligus Presiden Republik Indonesia yang pertama," kata Heru.
Jumpa pers kongres PII di Bali - IST
Kepemimpinan Ir. Soekarno juga  mewariskan karya-karya keinsiyuran yang luar biasa ikonik, seperti Masjid Istiqlal, Monumen Nasional (Monas), Gedung DPR/MPR, Gedung Sarinah, Wisma Nusantara, Hotel Indonesia, Tugu Selamat Datang, Monumen Pembebasan Irian Barat, serta Patung Dirgantara. Di luar ibukota, ada Jembatan Ampera di atas Sungai Musi, Palembang serta Waduk Jatiluhur di Purwakarta Jawa Barat.
Sedangkan Ir. Juanda menjadi perdana Menteri tahun 1957-1959 dikenal sebagai insinyur bersahaja namun karyanya luar biasa. Ir. Djuanda adalah pencetus Deklarasi Djuanda pada 13 Desember 1957, yang menyatakan kepada dunia bahwa wilayah laut sekitar yang berada dalam wilayah kepulauan Indonesia menjadi wilayah kesatuan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
ADVERTISEMENT
Kemudian BJ.Habibie kiprahnya sebagai Menteri Riset dan Teknologi dan kemudian terpilih menjadi Wakil Presiden RI ini membuat Insinyur Teknik Mesin jenius akhirnya menjadi Presiden RI di awal era Reformasi (1998-1999).
Pada 1973, Habibie menanggalkan kariernya di sebuah perusahaan penerbangan yang berpusat di Hamburg, Jerman Barat, untuk kembali ke Tanah Air. Saat menjadi Menteri Negara Riset dan Teknologi (Menristek) dalam dua decade BJ Habibie memperkenalkan "Visi Indonesia" menjadi negara industri. (KanalBali/ROB)