Potret Kuta, Denyut Jantung Pariwisata yang Berhenti Akibat Pendemi Corona

Konten Media Partner
20 Mei 2020 9:55 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pintu masuk utama Pantai Kuta yang ditutup sejak terjadinya pandemi corona - ZTE
zoom-in-whitePerbesar
Pintu masuk utama Pantai Kuta yang ditutup sejak terjadinya pandemi corona - ZTE
ADVERTISEMENT
Ke Bali belum lengkap rasanya bila belum ke kawasan Kuta. Di masa kolonial, kawasan ini sebenarnya adalah daerah perdagangan. Namun, para surfer dan backpaker kemudian menjadikannya sebagai daerah wisata yang melegenda.
Para turis yang tersisa hanya bisa menatap pantai Kuta dari luar pagar - ZTE
Ikon utamanya tentu adalah pantia Kuta, tempat berjemur yang ideal karena sangat landai dengan pasir putihnya. Tempat belajar yang tepat pula untuk menjajal surfing, khususnya bagi para pemula.
Paddys Pub salah-satu iko kehidupan malam di Kuta - ZTE
Di malam hari, hingar-bingar Kuta terasa melenakan. Bar, kafe dan diskotik selalu dilengkapi dengan live music. Dentaman suara mengiringi tingkah para bule, khususnya yang telah menyesap aroma alkohol.
Gang Poppies di Kuta yang sangat terkenal karena kepadatan kunjungan turis saat situasi masih normal - ZTE
Suasana itu kini terhenti sementara. Dalam masa pandemi virus COVID-19, hanya sedikit turis yang mau bertahan di Bali dan khususnya di Kuta. Kadang mereka begitu nekat karena justru memanfaatkan situasi untuk mengelilingi pulau ini.
Sejumlah turis masih terlihat berkeliaran di Kuta - ZTE
Suasana Kuta bak kota mati sejak 3 bulan terakhir. Terasa seperti saat Nyepi. Dampaknya pandemi bahkan lebih hebat dari tragedi bom Bali pada 2002 dan 2005. ( ZTE)
ADVERTISEMENT