Rayakan Hari Hutan, Siswa SD di Jembrana, Bali, Diajak Menjelajah Hutan

Konten Media Partner
22 Maret 2022 9:23 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Siswa SD di Jembrana, Bali saat acara menjelajah hutan - IST
zoom-in-whitePerbesar
Siswa SD di Jembrana, Bali saat acara menjelajah hutan - IST
ADVERTISEMENT
JEMBRANA, kanalbali.com – Untuk merayakan hari Hutan yang jatuh pada 21 Maret 2022, puluhan anak Sekolah Dasar (SD) di Jembrana, Bali diajak untuk bermain dan menjelajah di Hutan Belajar.
ADVERTISEMENT
Ini adalah area hutan yang dimanfaatkan untuk pendidikan lingkungan hidup oleh Yayasan IDEP di area hutan rakyat. Ketika siswa masuk ke Hutan Belajar, mereka disambut dengan berbagai macam permainan sebelum memulai penanaman. Siswa pun digiring ke lokasi-lokasi yang sudah ditetapkan.
Sembari menanam, siswa juga diberikan pemahaman tentang fungsi dan karakterisitik dari bibit yang mereka tanam. Selain itu, untuk menumbuhkan rasa saling memiliki, setiap tanaman yang mereka tanam diberikan tags tanaman sesuai dengan apa yang siswa inginkan.
Sekolah yang turut berpartisipasi dipenanaman kali ini antara lain, SDN 2 Lelateng, SDN 1 Lelateng, SDN 3 Mendoyo Dauh Tukad, SDN 2 Mendoyo Dangin Tukad, dan SDN 3 Yeh Embang.
“Seru bisa menanam bareng teman-teman, di hutan juga sejuk, segar udaranya,” ungkap Amira siswa dari SDN 2 Mendoyo Dangin Tukad.
Siswa SD di Jembrana, Bali, saat melakukan penanaman pohon - IST
Dari proses penanaman ini, Amira juga jadi lebih tahu tentang fungsi hutan itu sendiri, terutama sebagai daerah resapan air. Fungsi ini pun erat hubungannya dengan pengalaman Amira yang sempat mengalami kesulitan air. “Kalo pohon habis, bisa-bisa tidak ada air, banyak polusi juga,” tambah Amira.
ADVERTISEMENT
Selain sebagai penyerap air dan pencegah bencana, penanaman kali ini juga memiliki fungsi budaya. Ada tujuh jenis bibit yang ditanam di sekitaran Hutan Belajar dan enam diantaranya adalah tanaman yang kerap digunakan untuk upacara. Pemilihan tanaman yang beragam ini pun diupayakan agar Hutan Belajar benar memberikan manfaat baik bagi alam maupun masyarakat itu sendiri.
“Harapan kita nantinya hutan ini bisa menjadi taman bumi banten, jadi supaya kita bisa memenuhi kebutuhan melalui kebun atau Hutan Belajar ini,” ungkap Sayu Komang dari LSM Basebali yang ikut serta dalam acara ini.
Beragamnya fungsi Hutan Belajar tentu memperoleh sambutan baik dari warga sekitar, sehingga mereka pun turut mengelola Hutan Belajar sebagai lahan kolektif. “Hutan Belajar juga bagian dari kami sekalu pengelola hutan dengan tujuan dasarnya adalah melestarikan hutan,” ungkap Loka Putra selaku ketua Kelompok Tani Hutan (KTH) Giri Amertha.
ADVERTISEMENT
Dalam penanaman ini juga KTH terlibat dan turut menentukan titik-titik penanaman agar tanaman dapat tumbuh dengan baik. Selain itu ada berbagai kelompok yang hadir, seperti Kelompok Biogas Lestari, UPTD KPH Bali Barat, Kelompok Destana (Desa Tangguh Bencana), hingga pemerintah desa. Mereka tidak hanya hadir, tapi turut menanam, merawat, dan melestarikan ekosistem yang ada di Hutan Belajar dan sekitarnya.
“Kita disini saling bahu-membahu untuk mengelola Hutan Belajar, karena ini menjadi harapan untuk alam ini, desa, dan segala yang kita harapkan kedepan nantinya,” jelas Restu yang dari awal berfokus dalam bagian pembibitan di Hutan Belajar. (Kanalbali/RLS)