Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Repotnya WN Rusia di Bali Saat Ini: Tak Bisa Tarik Uang, Juga Sulit untuk Pulang
17 Maret 2022 14:17 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Seperti yang dirasakan Anna Pomarina. "Itu karena semua klien saya di Rusia. Mereka tidak bisa transfer uang sekarang ke sini atau kemana pun," keluhnya," saat ditemui, Canggu, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali, Kamis (17/3).
Untung, dia masih mendapat penghasilan dari perusahaan lain yang berpusat di Jakarta. Ini berbeda dengan nasib teman-temannya yang harus menarik seluruh uangnya di ATM. Yakni, setelah ada informasi bahwa pada tanggal 10 Maret 2022 akan ada pemblokiran.
Anna sudah hampir 5 tahun hidup di Jakarta dan datang ke Pulau Bali saat Pandemi COVID-19. Ia mengaku senang hidup di Indonesia karena dekat dengan keluarga pemilik rumah yang ditinggali dan orang Indonesia suka bertoleransi.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, ia ingin sekali Pulau ke Rusia atau ke kampung halamannya yang ada di Syktyvkar, Ibu kota Republik Komi, Rusia. Sebab, seluruh keluarganya bapak dan ibunya serta adiknya ada di sana. Namun, situasi penerbangan masih belum memungkinkan.
Untuk saat ini, dia hanya bisa berkomunikasi lewat via whatsapp dan telegram dengan keluarganya. Karena, Facebook, instagram sudah diblokir. "Mereka di sana sekarang (menimbun) bahan makanan karena takut semua nanti akan mahal. Sekarang pergi ke Rusia sangat mahal. Untuk orang Rusia yang mau datang ke sini juga sangat mahal. Di Bali sekarang kami juga harus membayar dua kali lebih mahal," ujarnya.
Kesulitan warga asing menarik uang tunai dan membayar lewat kartu kreditnya juga dibenarkan oleh Rifki Seldianto selaku Asisten Manajer Restoran Lusa By/Suka yang berlokasi di dekat Pantai Berawa, Canggu, Bali.
ADVERTISEMENT
Restoran ini kebanyakan pelanggannya adalah warga Rusia dan ada sebagian warga asing lainnya. Hal itu mulai terasa sejak 7 Maret 2022 dimana ada tiga tamu asing yang sempat tidak bisa menggunakan kartunya untuk membayar usai makan.
Dalam situasi ini, pihaknya juga menyesuaikan dengan keadaan. Beberapa kali ada tamu asing yang menitipkan barangnya karena belum bisa membayar. Baru keesokan harinya, mereka kembali membayar sambil mengambil kartu identitas. (kanalbali/KAD)