Konten Media Partner

Respons Pandemi, Musisi di Bali Ini Luncurkan Album Musik Rock

12 Mei 2022 14:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
OPX (tengah) bersama Executive Producer Jukka Svenk dari Finlandia (kiri) dan Jitro Stephen (Produser) saat jumpa pers di Warung Kubu Kopi, Denpasar, Kamis (12/5) - RFH
zoom-in-whitePerbesar
OPX (tengah) bersama Executive Producer Jukka Svenk dari Finlandia (kiri) dan Jitro Stephen (Produser) saat jumpa pers di Warung Kubu Kopi, Denpasar, Kamis (12/5) - RFH
ADVERTISEMENT
DENPASAR, kanalbali.com - Situasi pandemi COVID-19 membuat banyak orang malas mengerjakan sesuatu. Tapi bagi musisi Bali OPX, hal itu memantik kreativitasnya untuk menulis lagu.
ADVERTISEMENT
Hasilnya, dia meluncurkan album solo bertajuk Sarkas. "Entah ini ungkapan kebimbangan atau kemarahan, tapi aku senang bisa menyatakannya melalui musik," katanya dalam jumpa pers di Warung Kubu Kopi, Denpasar, Kamis (12/5).
Hal itu antara lain terungkap dalam petikan lagu Sarkas. "..terperangkap bersama virus gila, di lorong gelap aku meraba. menanti datangnya cahaya di saat tubuh ini terluka. Terdiam kucoba dengarkan, lantunan mulut anjing dunia. Hasutan menghujat mencela, kegaduhan semakin kurasa" .
Selama masa pandemi itu, dia juga melihat ada banyak keributan di masyarakat. Bukannya saling gandeng, tapi banyak pihak tapi sibuk cari pembenaran masing-masing. Semua saling sikut. Tak hanya peroranga tapi juga kelompok.
Dia menambahkan total 5 lagu diluncurkan album yang digarap bersama Protagonis Music dan dalam penggarapan album dirinya Karena itu dia berharap album Sarkas bisa diterima di industri musik. Juga bisa menghadirkan kembali nuansa musik grunge 90-aan.
Musisi Rock OPX dari Bali - RFH
Produser OPX, Jitro Stephen mengatakan model-model di tahun 90ancakan akan digunakan dalam promosi album Sarkas. Karena itu, untuk promosi, mereka akan mengandalkan dunia panggung yang memungkinkan interaksi dengan pengemar OPX.
ADVERTISEMENT
Pengamat musik Rudolf Dethu menyebut, single karya OPX dikemas dalam sound yang berat dengan bersandar pada kekuatan beat drum, chord dan notasi yang cenderung ‘gelap’. “Nuansanya begitu suram dan sulit menemukan nuansa keceriaan,” katanya.
Melalui album ini, OPX terlihat ingin melepaskan diri dari band The Wheels yang pernah digawanginya sebgai vokalis yang lekat dengan musik klasik rock. “Ia mencoba lebih jujur dengan dirinya sendiri dan memainkan apa yang lebih pas dengan karakter suaranya," kata Dethu. (kanalbali/ROB/RFH)