Konten Media Partner

Sajikan Kuliner Bali ala Chef, Resto di Buleleng Ini Terapkan Harga Seikhlasnya

4 Mei 2022 8:22 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sajian khas menu tradisional Bali seperti urap, sup ikan, sate lilit, dan lain-lain - IST
zoom-in-whitePerbesar
Sajian khas menu tradisional Bali seperti urap, sup ikan, sate lilit, dan lain-lain - IST
ADVERTISEMENT
BULELENG, kanalbali.com - Berkunjung ke Pulau Dewata tidak cukup dengan menikmati keindahan alam dan budaya saja. Tapi juga wajib mencicipi makanan khas daerahnya, seperti yang ditawarkan Chef Gede Yudiawan dari balik restoran 'Dapur Bali Mula' di Desa Les, Kecamatan Tejakula, Buleleng.
ADVERTISEMENT
"Di dapur ini saya memasak menu khas Bali, khususnya Bali Utara seperti bubur mengguh, sayur blook dari buah labu, dan menu lainnya. Kami juga melayani menu nusantara," kata Chef Yudi saat ditemui di Dapur Bali Mula, Buleleng, Bali, Selasa, (3/5/2022).
Restoran ini berdiri di tengah lingkungan pedesaan mengusung konsep bangunan dapur tradisional Bali pada jaman dulu yang masih menggunakan tungku kayu bakar, dan di bagian pojok dapur terdapat tumpukan guji tempat arak Bali. Cara penyajian hidangan pun dilakukan secara sederhana, layaknya tuan rumah yang menjamu tamu tanpa protokol restoran atau rumah makan pada umumnya.
Bangunan restoran layaknya rumah tradisional Bali- IST
"Saya memang membangun ini dengan konsep pedesaan, pokoknya ngampung. Seolah-olah tamu pulang kampung, jadi suasananya kampung, menu dan penyajiannya pun selayaknya berada di kampung," sebutnya.
ADVERTISEMENT
'Dapur Bali Mula' lahir setelah adanya penerapan PPKM Level 3 Covid-19 di Indonesia. Chef Yudi yang saat itu masih mengelola restorannya di daerah Kuta memutuskan untuk pulang ke kampung halaman di Desa Les. Kemudian memanfaatkan bangunan dapur yang sebelumnya sudah ada untuk menyambut para tamu dengan kearifan lokal setempat.
Alat memasak pun dengan cara tradisional - IST
Meski usia tempat makan ini masih seumur jagung,  namun keberadaannya telah dikenal oleh para wisatawan domestik maupun mancanegara. Terutama wisatawan dari Jakarta dan Surabaya. "Tempat saya dikenal karena suasana pedesaannya yang kental, dan cita rasa masakan yang dapat memanjakan lidah," jelasnya.
Chef Yudi yang sudah terjun dalam dunia kuliner sejak 23 tahun silam ini juga mengabdikan diri sebagai seorang pemangku (pemuka agama dalam Hindu- red). Karena tugas utamanya tersebut, ia tidak selalu bisa melayani tamu yang hendak berkunjung kesana.
ADVERTISEMENT
Jika ingin merasakan sensasi makan di perkampungan Bali Utara, wisatawan bisa melakukan reservasi terlebih dahulu melalui akun Instagram 'Dapur Bali Mula', setidaknya pada H-3 sebelum kedatangan.
Berbagai ornamen tradisional dapur Bali dipajang di resto ini -
"Karena saya memiliki tugas utama sebagai pemangku, H-3 itu baru saya bisa pastikan akan bisa atau tidak melayani tamu. Tapi bisa juga ditanya H-2 atau H-1, saya akan layani jika memang tidak ada tugas lainnya," tuturnya.
Dalam menyajikan hidangan, Chef Yudi tidak memiliki menu yang pasti. Ia memasak sesuai dengan keinginan hati, para tamu hanya bisa memesan bahan utama yang dapat berasal dari ayam, seafood, maupun babi.
Karena alasan ini juga, ia tidak mematok harga untuk setiap hidangan yang disajikan. Para tamu bisa membayar seikhlasnya, atau ia sebut dengan berdonasi.
ADVERTISEMENT
"Saya masak sesuai dengan suasana hati saya, seikhlas saya. Jadi yang saya harapkan juga berapapun itu nilainya, dibayar seikhlas mereka. Saya jalankan ini semua dengan rasa, lebih bisa dinikmati kalau segala sesuatu dilakukan dengan rasa, tanpa dituntut oleh hak dan kewajiban," tuturnya.
Adapun semua bahan masakan diperolehnya dari para peternak dan nelayan di Desa Les, termasuk bumbu serta bahan pendukung lainnya. Sehingga, tamu yang datang secara tidak langsung ikut mendorong perekonomian masyarakat Desa Les.
Chef Yudi saat mengolah menu di Dapur Bali Mula - IST
Selain mencicipi masakan Chef Yudi, pengunjung juga bisa menikmati keindahan desa yang memiliki pantai, dan air terjun. Belajar tentang cara memasak masakan Bali di 'Dapur Bali Mula', mengetahui cara pembuatan garam, gula merah cair yang disebut gula juruh, hingga belajar cara membuat arak atau minuman beralkohol Bali dari air nira.
ADVERTISEMENT
"Saya ingin yang datang kesini tidak hanya menikmati makanan, tapi juga mendapatkan pengetahuan lebih lainnya. Desa ini menawarkan banyak hal yang bermanfaat bagi wisatawan," jelasnya. (Kanalbali/LSU)