news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Sardulo Mbalelo, Komunitas Pelestari Reog Ponorogo di Pulau Bali

Konten Media Partner
20 Oktober 2019 3:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sardulo Mbalelo, Komunitas Pelestari Reog Ponorogo di Pulau Bali
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
DENPASAR, kanalbali - Unit kegiatan mahasiswa Dharma Gita Jawa Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar (IHDN) menggelar pertunjukkan Reog Ponorogo dihadapan para mahasiswa dan dosen pada gelaran IHDN Festival , Sabtu (19/10) malam.
ADVERTISEMENT
Penampilan Reog ini bekerja sama dengan komunitas Sardulo Mbalelo, sebuah komunitas tari reog di Bali. Mereka memainkan tari Jatilan, Bujang Ganong , Dadak Merak dan Prabu Kelono Sewandono yang merupakan satu paket sendra tari.
Menceritakan perjalanan Prabu Kelono Sewandono bersama Patih Bujangganong serta prajuritnya dari kerajaan Bantarangin yang ingin Melamar Dewi Sanggalangit dari kerajaan Kediri. Dalam perjalanan, ia bertemu dengan singa dan burung merak yang digambarkan sebagai Dadak Merak. Merekapun bertarung hingga akhirnya Dadak Merak ditaklukan.
"Sardulo Mbalelo merupakan wadah bagi kawan-kawan yang memiliki kecintaan terhadap kebudayaan Jawa kususnya tari-tarian, biasanya kita latihan di Balai Banjar Canggu Permai. Sambil belajar bareng apalagi sekarang ini Reog dan budaya Jawa lainnya mulai dipandang sebelah mata oleh anak muda " kata Saiful, ketua komunitas Sardulo Mbalelo.
ADVERTISEMENT
Menurut Saiful, banyak orang yang tertarik dan memiliki kecintaan budaya namun ketersediaan ruang berekspresi masih terbatas."Di Bali ini, banyak orang dari penjuru Indonesia yang tergabung di komunitas ini, diumur yang ke tiga tahun ini anggota kami berjumlah sekitar 60 orang. Ini menjadi sebuah wadah berekspresi bersama" ujarnya.
Saiful (tengah) Ketua Komunitas Sardulo Mbalelo (kanalbali/KR14)
Ketika ditanya mengenai makna Sardulo Mbalelo, Saiful menjelaskan bahwa nama ini memiliki arti pembangkang. "Pembangkang atau memberontak dengan arti yang positif, berada dimanapun kita harus menjadi pribadi yang berani dan selalu menegakan norma ataupun nilai yang berlaku" tegasnya.
Natri, ketua UKM Dharmagita Jawa mengatakan, dari tahun-ketahun pihaknya memang menjalin hubungan dengan siapapun di luar kampus. "Begitu pun dengan komunitas ini, Harapannya semoga kedepanya kami bisa belajar bareng terus dan menjadi wadah kami dalam berkesenian, " tutupnya. (kanalbali/KR14)
ADVERTISEMENT