Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Sebut Babi di Bali Positif ASF, Kadis Peternakan Akui Miskomunikasi
7 Februari 2020 14:55 WIB

ADVERTISEMENT
Kepala Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali Ida Bagus Wisnuwardhana sempat menyampaikan bahwa 808 babi yang mati di Bali positif karena virus Flu babi Afrika atau African Swine Fever (ASF). Namun, pernyataan ini kemudian dikoreksi.
ADVERTISEMENT
Ia mengakui adanya miskomunikasi adanya kematian akibat virus AF masih sebatas dugaan. "Situasinya pada saat itu, saat dimintai keterangan, terus terang saya sempat stres, sempat syok, jadinya salah ngomong," ujar Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali Ida Bagus Wisnuwardhana, Jum'at (7/2/2020).
Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra pun meluruskan. Menurutnya, Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan yang punya latar belakang sebagai Insinyur menjadi alasan kenapa bisa terjadi miskomunikasi.
"Jadi begini, beliau kan Insinyur pertanian, jadi konteksnya bukan dokter atau dokter hewan, sehingga gejala itu diartikan positif. Saya juga harus berlajar baik antara pengawasan, suspect dan lainnya. Karena itu istilah kesehatan," ujar Made Indra.
ADVERTISEMENT
Namun, menurut Made Indra yang paling penting dari polemik kegaduhan informasi ini adalah yang bersangkutan (Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan) sudah meralat ucapan yang ia lontarkan kepada media beberapa waktu yang laku. "Tapi yang terpenting sekarang beliau sudah ralat," ujarnya.
Ia lantas meminta kepada semua pihak, untuk tidak buru-buru menarik sebuah kesimpulan jika dihadapkan dengan sebuah isu-isu sensitif seperti wabah flu babi Afrika.
"Kalau ada penyakit maka kita jangan buru-buru menyatakan itu positif, kita harus melakukan uji yang benar. Baik itu penyakit pada manusia ataupun penyakit pada hewan harus dilakukan uji yang benar," jelasnya.
Made Indra juga berujar, pihaknya masih terus menunggu hasil uji laboratorium yang sampai saat ini masih dilakukan dan terus berkoordinasi dengan Balai Besar Veteriner Denpasar. Ia lantas menyampaikan ada hal yang lebih penting daripada menunggu hasil uji lab positif atau tidak, yakni pengendalian kematian babi dan instruksi kepada masyarakat untuk menjaga kesehatan babi masing-masing. (ACH)
ADVERTISEMENT