Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.0
Konten Media Partner
Selain Cuaca Ekstrem, Walhi Sebut Banjir di Bali Akibat Alih Fungsi Lahan
7 Desember 2021 10:13 WIB
·
waktu baca 1 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
"Secara umum, Ruang Terbuka Hijau di Bali kurang dari 30 persen, sehingga itu mempengaruhi kualitas lingkungan hidup di Bali," kata Direktur Walhi I Made Juli Untung Pratama, Selasa (7/12/2021).
"Alasan cuaca ekstrem tidak dapat dijadikan satu-satunya dalil terjadinya banjir, melainkan tata kelola lingkungan hidup yang buruk dan masifnya alih fungsi lahan menjadi penyebab utama terjadinya banjir yang tiap tahun intensitasnnya semakin tinggi," katanya. Hal itu karena RTH berfungsi sebagai daerah resapan air.
Khusus Kota Denpasar dia menekankan ibu kota provinsi ini sudah kehilangan Subak Kreneng dan Subak Renon. Padahal, subak memiliki fungsi pemeliharaan saluran air.
Terkait dengan itu, pihaknya mengkhawatirkan rencana pemerintah membangun Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi. Sebab, jalan itu pasti akan menggunakan lahan pertanian produktif dan kawasan hutan sehingga mengurangi serapan air.
ADVERTISEMENT
Menurut WALHI , terjadinya banjir ini bukan semata mata karena cuaca ekstrem saja, melainkan kegagalan Pemprov Bali dan Kabupaten/Kota di Bali dalam melakukan tata kelola lingkungan hidup. "Ini seharusnya yang menjadi bahan evaluasi," katanya. (kanalBali/ROB)