Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Selama Januari-Februari, Sudah Ada 12 Bangkai Penyu Ditemukan di Pantai Bali
12 Februari 2021 17:11 WIB

ADVERTISEMENT
DENPASAR- Satu bangkai penyu kembali ditemukan di Perairan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana, Bali, pada Jumat (12/2). Penemuan itu menggenapi penemuan 12 penyu dari tanggal 22 Januari sampai 12 Februari 2021 yang mati terdampar di pesisir pantai di Bali.
ADVERTISEMENT
"Totalnya 12 penyu, untuk jenisnya 3 penyu hijau sisanya adalah jenis lekang," kata Permana Yudiarso selaku Kepala Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar saat dihubungi Jumat (12/2).
Ia juga menyebutkan, bahwa dari hasil nekropsi ditemukan pada tanggal 2 Februari di Pantai Kedonganan, itu seekor penyu mati karena di mulutnya menelan kail pancing. Kemudian, pada tanggal 6 Februari seekor penyu mati karena di mulutnya menelan sampah plastik.
"Kita nekropsi ternyata di dalam mulutnya itu kita temukan kail pancing. Di Pantai Kuta satu penyu ditemukan di mulutnya ada plastik itu yang diduga penyebab kematiannya. Ada, dua konfirmasi, penyu yang ditemukan satu plastik di mulutnya yang satu ditemukan kail di tenggorokan," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Ia menyampaikan, sementara 10 sisa penyu yang mati belum dilakukan nekropsi dan belum bisa temukan penyebab kematiannya. "Yang kita antisipasi ini plastik. Satu ketemu plastik satu ketemu kail. Sampah-sampah yang banyak kemarin itu diduga dimakan penyu ini. Apalagi, yang kail berarti ada bekas tali pancing yang melayang di laut dan dimakan penyu," jelasnya.
Dari 12 penyu yang ditemukan mati rata-rata di Perairan Kabupaten Badung, Bali. Hal itu, dikarenakan arus laut untuk saat ini ke arah Kedonganan, Kuta, Canggu. "Kemungkinan dari arah selatan Jawa, Selat Bali dan larinya ke sini semua penyunya," sebutnya.
Ia juga mengatakan, penyu-penyu mati dan terdampar bisa juga karena pengaruh cuaca ekstrem dan akhirnya sampah banyak mengapung ke laut sehingga dikira makanan oleh penyu.
ADVERTISEMENT
"Dengan banyaknya sampah ini, kami khawatir 10 sisanya itu mungkin didalamnya dugaan kami ada sampah-sampah itu di pencernaannya," ungkapnya.
Selain itu, dari beberapa penyu juga pada saat mati ditemukan cangkang pecah atau kulit karapas punggungnya terkelupas dan diduga juga terkelupas karena benda keras atau tertabrak kapal laut. "Habitat mereka ini pada bulan ini sangat terganggu dengan sampah dengan plastik," ujar Yudiarso. (kanalbali/KAD)