Selamatkan Pariwisata, Bali Harapkan Pinjaman Rp 9,9 Triliun Segera Disetujui

Konten Media Partner
9 Februari 2021 17:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di Kuta, Bali yang sangat sepi sejak masa pandemi COVID-19 - IST
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di Kuta, Bali yang sangat sepi sejak masa pandemi COVID-19 - IST
ADVERTISEMENT
DENPASAR - Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Badung, Bali, IGN Rai Suryawijaya menyatakan, situasi pandemi telah membuat industri pariwisata Bali nyaris kolaps. Pemerintah Provinsi Bali mengajukan pinjaman lunak ke Pemerintah Pusat untuk mengatasi situasi tersebut.
ADVERTISEMENT
"Bali mengajukan Rp 9,9 triliun. Kemungkinan besar bisa mencukupi dan bisa disisihkan agar jangan sampai banyak yang pailit. Jadi, bisa menyelamatkan. Saya rasa, hampir 90 persen (unit usaha) di Bali bisa selamat kalau itu disetujui," ujarnya Selasa (9/1/2021)..
"Soal pinjaman itu sudah dibicarakan dengan seluruh stakeholder dan kemudian Bapak Gubernur sudah mengajukan ke pusat. Dan sekarang, harus persetujuan pusat," jelasnya.
Lalu apa akibatnya bila nanti pinjaman tersebut tidak turun atau cair?. "Kayaknya, akan lebih parah lagi. Ini sudah hampir satu tahun, itu persoalannya. Saya, sudah bilang pengusaha dana cadangannya paling tiga bulan. Lagi tiga bulannya, sudah tabungan sendiri dimakan, setelah 6 bulan lagi harus jual aset. Makannya, harus cepat-cepat diberikan bantuan soft loan," katanya.
Pantai Kuta juga tak lagi diramaikan oleh kunjungan turis mancanegara - IST
"Kalau sekarang ada 146 ribu kamar ada di Bali. Sekarang, hanya datang (wisatawan) domestiknya saja 2.800 sampai 3000 perhari itu isi berapa. Bandingkan saja 3000 dengan 146 ribu," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Sementara, untuk restoran di Bali sekitar 2000-an dan seluruhnya juga terdampak pandemi Covid-19. Selain itu, dampak tersebut juga berimbas kepada pertanian dan peternakan serta sektor lainnya.
"Jangankan, di sektor pariwisata seluruhnya kena. Sekarang pertanian kena juga. Karena, daya beli masyarakat menurun. Dulu hasil buah, sayur, dan hasil pertenakan diserap hotel. Tapi kalau hotelnya tutup mau disalurkan kemana. Makannya, dia jual di jalan-jalan (dagang) telur. Kalau pariwisata bangkit, telur-telur itu sudah hotel yang mengambilnya," imbuhya.
Ia juga menyebutkan, imbas dari pandemi Covid-19 ada 60 unit usaha atau properti mulai dari hotel, villa, restoran serta lainnya yang akan dijual di Bali. "Total 60 seluruhnya (unit usaha). Kalau villa mungkin ada sekitar 15 atau 20-an (akan dijual). Di Kabupaten Badung, banyak. Restoran antara 5 dan 10 (yang akan dijual) sisanya hotel," ungkapnya. (kanalbali/KAD)
ADVERTISEMENT