Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten Media Partner
Maestro Seni Lukis Wayang Kamasan, I Nyoman Mandra, Meninggal Dunia
11 Juni 2018 14:15 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
ADVERTISEMENT
NYOMAN Mandra saat mengerjakan karyanya (kanalbali/ist)
KLUNGKUNG, kanalbali.com - Siapa yang tidak kenal dengan lukisan klasik wayang kamasan. Kini salah satu pelestari wayang klasik kamasan, I Nyoman Mandra, sudah berpulang dan kenangannya di dunia seni lukis akan selalu tetap dikenang.
ADVERTISEMENT
“Ayah kami meninggal Minggu (10/6) sore, karena mengalami sakit komplikasi, mulai dari maag, prostat, infeksi paru, sakit perut,” kata anak sulung almarhum, Ni Wayan Sri Wedari, di kediamannya, Banjar Sangging, Desa Kamasan Klungkung, Senin (11/6).
Almarhum sempat dirawat satu hari sebelum mengembuskan nafas terakhirnya diusia 73 tahun. Untuk proses pengabenan masih menunggu hari baik mengingat masih ada upacara piodalan di Desa Kamasan. “Jenazah masih kami titip di rumah sakit, diamini sanak familinya,” ujarnya.
I Nyoman Mandra meninggalkan ratusan lukisan yang dibuat sejak kecil yang tidak dijual kepada siapapun. Banyak yang berniat membeli, namun tak diberikan.
“Menurut beliau, lukisan itu punya taksu (baca: daya, kekuatan, atau karisma) tersendiri,” kata Ni Wayan Sri Wedari.
Sosok I Nyoman Mandra juga konsen dalam pelestarian seni lukis wayang kamasan. Ia mendirikan sanggar khusus untuk tempat memberikan pendidikan. “Pesannya supaya seni lukis ini terus dilestarikan,” ujar sang anak sulung almarhum.
ADVERTISEMENT
Karya lukisannya, menurut Ni Wayan Sri Wedari, cukup banyak diburu kolektor tak hanya dari dalam negeri, tapi juga luar negeri, salah satunya dari Eropa.
Selain tekun melestarikan dengan tetap melukis wayang dan tidak menjual semua lukisannya, ia juga menjadi guru atau pelatih anak-anak untuk melukis. Tidak saja mengajari anak dan cucunya, namun anak-anak lain di Klungkung bahkan di luar Klungkung.
Kini, lukisan-lukisan karyanya ini akan tetap menjadi kenangan dan dimuseumkan di kediamannya di Banjar Sangging, Desa Kamasan Klungkung. (kanalbali/KR8)