Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Sensasi Pasar Senggol Sindhu yang Jadi Tempat Nongkrong Bule di Sanur
13 September 2022 13:12 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
"Tempatnya sangat keren dan otentik, Ini pertama kalinya saya mencoba sate, dan saya sangat suka," kata Riana wisatawan asal Jerman setelah membeli sate di Pasar Senggol Sindhu, Sanur , Denpasar, Senin, (12/9/2022).
Wanita berambut pirang sebahu tersebut mengaku makanan Indonesia yang dijual di tempat ini memiliki harga yang terjangkau untuk kalangan wisatawan asing.
Selain itu, varian menu yang tersedia juga ramah di lidah anak-anak. "Di sini saya juga mencari makanan untuk anak-anak kami yang masih Balita," imbuhnya.
Riana yang berlibur ke Pulau Dewata bersama keluarga kecilnya menuturkan tahu lokasi Pasar Senggol Sindhu dari google maps yang sebelumnya sudah direkomendasikan oleh pemandu wisata lokal. "Ini pertama kali saya ke Bali bersama suami dan dua orang anak, ini sangat menyenangkan," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Pedagang sate Madura di Pasar Senggol Sindhu, Muhammad Basori Alwi menuturkan bahwa keluarganya sudah berjualan di tempat ini sejak tahun 1993 atau saat pertama kali pasar malam ini dibuka.
"Saya generasi ketiga, dulu nenek yang buka warung, kemudian ibu saya, lalu saya," ungkapnya.
Selama berjualan di pasar yang berada dekat Pantai Sindhu tersebut, Alwi mengaku jualannya selalu ramai diserbu pembeli yang sebagian besar merupakan warga negara asing (WNA), baik wisatawan maupun ekspatriat yang sedang bekerja di Bali.
"Kalau di warung kami, 60 persen pembelinya itu WNA ya. Kebanyakan mereka dari Australia karena mungkin negaranya dekat dari Bali. Juga ada banyak dari Prancis," kata dia.
Menurut laki-laki 28 tahun tersebut, setelah pandemi COVID-19, jumlah kunjungan wisatawan asing ke Pasar Senggol Sindhu menjadi lebih banyak dibandingkan saat kondisi normal. Ia menduga hal ini karena harga yang ditawarkan dari para pedagang jauh lebih murah daripada harga di restoran sekitar pasar.
ADVERTISEMENT
"Harga yang saya berikan untuk wisatawan asing hanya lebih mahal 5.000 dibandingkan dengan pembeli atau wisatawan domestik. Seperti sate kambing untuk orang lokal Rp 15 ribu, kalau wisatawan asing Rp 20 ribu," jelasnya.
Selain karena harga yang terjangkau, akses jalan yang memadai dan rasa yang enak juga dinilai jadi pertimbangan para wisatawan asing memilih Pasar Senggol Sindhu untuk makan malam.
"Bule itu mengaku senang dan sangat suka sate, apalagi saus kacangnya banyak dipakai untuk bumbu gorengan yang mereka makan. Misalnya makan pisang goreng dicolek dulu bumbu kacang uang ada di sate," kata dia.
Para pedagang di Pasar Senggol Sindhu biasanya mulai membuka lapak jualannya dari pukul 5 sore hingga 11 malam. Menu yang disajikan pun beraneka ragam, seperti bakso, bubur ayam, nasi goreng, sate, gorengan, dan berbagai varian minuman. (Kanalbali/LSU)
ADVERTISEMENT