SMAN 3 Denpasar Gaet Juara Lomba Musikalisasi Puisi BEM UNHI

Konten Media Partner
14 November 2018 19:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
SMAN 3 Denpasar Gaet Juara Lomba Musikalisasi Puisi BEM UNHI
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PARA juara musikalisasi puisi saat menerima hadiah, Sabtu, 10/11 - kanalbali/RLS
ADVERTISEMENT
DENPASAR, kanalbali.com - Merayakan Hari Pahlawan, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Hindu Indonesia (UNHI) menyelenggarakan Lomba Musikalisasi Puisi untuk tingkat SMA/SMK se-Balidi Bentara Budaya Bali (BBB). Tampil sebagai Juara I yakni SMA Negeri 3 Denpasar. Sementara Juara II dari SMA Negeri 2 Kuta dan Juara III diraih SMK Saraswati 1 Denpasar.
"Adapun Juara Harapan I diraih SMA Negeri 1 Kuta Utara, Juara Harapan II SMK Negeri 4 Denpasar dan Juara Harapan III SMA Negeri 2 Semarapura," jelas Panitia dalam rilsinya, Rabu, 14/11.
Kriteria yang menjadi pertimbangan dan penilaian dalam lomba antara lain: aransemen musik, vokal, harmonisasi, penghayatan, totalitas, serta utamanya kemampuan peserta menampilkan pemaknaan puisi yang sesungguhnya.
ADVERTISEMENT
Dewan juri yang terdiri dari Ida Bagus Martinaya (Gus Martin), Wendra Wijaya, serta Wayan Sumahardika, dalam catatan dan pertanggungjawaban juri menyampaikan, bahwa masih banyak hal yang perlu ditingkatkan oleh para penampil, baik dari segi teknik maupun cara peserta membawakan musikalisasi puisi di atas panggung.
Ketua Panitia kegiatan, Ni Luh Puspasari, menyampaikan bahwa lomba yang merujuk tajuk “Pelestari Seni dan Budaya, Pahlawan Baru Bangsa” ini diniatkan untuk membuka ruang kreativitas dan apresiasi seluasnya bagi generasi muda melalui ragam kesenian kolaboratif yang lintas bidang.
Masing-masing peserta membawakan dua buah puisi, terdiri dari puisi berbahasa Indonesia dan puisi berbahasa Bali. Di antara puisi pilihan tersebut antara lain, Matinya Seorang Penyair (Subagio Sastrowardoyo), Padine Kuning (Wayan Jendra) dan Goa Lawah (Ketut Rida).
ADVERTISEMENT
Salah seorang juri, Wendra Wijaya, menekankan pula pentingnya upaya memahami dan mendalami makna puisi sehingga dapat membangun suasana musikalisasi yang tepat serta menjadikannya satu kesatuan yang utuh.
“Ketika akan memusikalisasikan sebuah puisi, maka kita harus bisa menemukan suasana dari puisi tersebut, dan berangkat dari penggalian suasana bait demi bait itulah kemudian kita rakit kembali menjadi satu kesatuan yang utuh,” ungkap Wendra yang memang telah lama getol menekuni musikalisasi puisi.
Sementara itu, Wayan Sumahardika memberikan apresiasi terhadap pelaksanaan lomba ini, juga para peserta yang terlibat. Namun di sisi lain ia juga menambahkan, bahwa salah satu tantangan sekaligus juga menjadi kelemahan generasi muda kini yang menekuni musikalisasi puisi yakni berkurangnya tradisi bersastra dan rasa takjub pada puisi.
ADVERTISEMENT
“Tugas kita sebagai seorang pemusikalisasi puisi bukan saja memusikalisasikan puisi, tapi pertama-tama adalah menemukan keunikan dari sebuah puisi. Maka penting untuk kita memiliki rasa takjub pada puisi, agar kita bisa menawarkan pencapaian yang berbeda dalam setiap karya musikalisasi puisi yang diciptakan,” tuturnya. (KANALBALI/rls)