Konten Media Partner

Solilokui Tujuh Perupa Muda Dipajang di Rumah Sanur

7 Desember 2018 7:58 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
 Solilokui Tujuh Perupa Muda Dipajang di Rumah Sanur
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Karya Rimang Asta (kanalbali/IST)
DENPASAR, kanalbali.com -- Tujuh perupa muda menggelar pameran bersama di Rumah Sanur Creative Hub, Sanur, Bali. Pameran yang dikurasi oleh Wayan Jengki Sunarta ini berlangsung hingga 9 Desember 2018. Ketujuh perupa muda tersebut adalah El-Laruze, Rimang Asta, Sanggarasi, Hamka, Matthew S. Abel, Teguh Susanto, dan I Nyoman Bratayasa.
ADVERTISEMENT
Pameran tujuh perupa muda ini bertajuk “Solilokui”. Istilah solilokui atau senandika lebih dikenal dalam seni drama atau teater ketika seorang tokoh berbicara kepada dirinya sendiri. Dalam solilokui sang tokoh berinteraksi dengan pikiran dan perasaannya, seringkali dipakai untuk mengungkapkan suara hati, firasat, atau renungan tentang suatu hal atau peristiwa.
Ketujuh perupa tersebut mereka memiliki latar belakang beragam. Ada yang pernah mengenyam pendidikan seni rupa, ada pula yang belajar secara otodidak. Karya-karya yang ditampilkan berupa lukisan bercorak abstrak dan figuratif, grafis cukil kayu, drawing, seni kinetik.
 Solilokui Tujuh Perupa Muda Dipajang di Rumah Sanur (1)
zoom-in-whitePerbesar
Karya Hamka (kanalbali/IST)
“Karya-karya mereka ada yang menunjukkan kematangan, ada pula yang sedang berproses menuju matang. Namun, semangat mereka berkesenian layak diapresiasi,” ungkap Jengki Sunarta.
ADVERTISEMENT
Tujuh perupa muda ini sejatinya sedang bersenandika atau bersolilokui. Masing-masing berbicara kepada dirinya sendiri. Namun, hasil berbicara kepada diri sendiri itu adalah karya-karya yang memberikan perenungan kepada para apresian.
“Karya-karya mereka menarik untuk disimak karena konsepnya yang cukup kuat. Selain itu, keberanian mereka menampilkan kejujuran dan keluguan lewat karya seni perlu diapresiasi. Senandika mereka bisa menjadi bahan renungan untuk kita bersama,” ujar Jengki Sunarta. (kanalbali/RFH)