Stok Terus Menurun, Model Perikanan Kakap Kerapu Berkelanjutan Dijajal di Bali

Konten Media Partner
30 Mei 2023 14:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
 Ikan Kerapu. Foto: Thinkstock @ThamKC
zoom-in-whitePerbesar
Ikan Kerapu. Foto: Thinkstock @ThamKC
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
DENPASAR, kanalbali.com - Bali menjadi daerah uji coba untuk penerapan konsep perikanan kakap dan kerapu yang berkelanjutan. Hal itu karena keberadaan turis serta warga Bali yang berpotensi mendukung penjualan ikan berkualitas dengan harga yang cukup mahal.
ADVERTISEMENT
Sosialisasi mengena konsep perikanan berkelanjutan itu dilakukan LSM Sustainable Fisheries Partnership (SFP) bersama Bali Sustainable Seafood (BSS) pada Selasa (30/5/2023) di Denpasar.
“Hampir 90% hasil tangkapan kakap kerapu dikonsumsi lokal. Sehingga sangat penting sekali bagi rantai pasok di Indonesia untuk terlibat dalam usaha menuju perikanan yang berkelanjutan,” kata SFP Indonesia Program Director, Dessy Anggraeni.
Perikanan kakap kerapu saat ini menghadapi beberapa tantangan, antara lain kondisi stok ikan yang semakin menurun akibat tingkat penangkapan yang berlebihan, masih banyak digunakannya alat tangkap yang tidak ramah lingkungan dan kecenderungan pasar untuk menyukai ikan berukuran kecil (plate sized/ukuran piring).
SFP Indonesia Program Director, Dessy Anggraeni dalam FGD di Denpasar - IST
SFP telah menyusun kriteria produk perikanan kakap kerapu yang berkelanjutan dan bertanggungjawab untuk didiskusikan dengan pelaku pasar domestik seperti ritel, restoran dan hotel. Kriteria ini mencakup kepatuhan terhadap aturan yang berlaku, kriteria ikan yang sudha boleh ditangkap dan tanggung jawab sosial serta dukungan terhadap pengelolaan kolaboratif (co-management).
ADVERTISEMENT
“Perlu diperhatikan pula keberadaan nelayan kecil. Misalnya soal kewajiban memiliki kartu nelayan yang sekaligus menjadi asuransi,” kata Dessy. Seperti di Bali misalnya, dari sekitar 30 ribu nelayan, hanya 19 ribu orang saja yang tercatat di Dinas Perikanan memliki kartu tersebut.
Sebagai pemasok kakap kerapu yang sudah menerapkan prinsip-prinsip berkelanjutan, Hema Sitorus, Founder dan Direktur BSS menjelaskan, pihaknya tidak hanya menjaga kualitas hasil laut.
“Kami juga memperhatikan kelestarian sumber daya. Oleh karena itu BSS hanya menyediakan kakap kerapu dewasa, untuk mempertahankan keberadaan spesies ini bagi generasi mendatang. Tapi kami membutuhkan dukungan dari pasar untuk mewujudkannya,” katanya. (kanalbali/KAD)