Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten Media Partner
Suku Analog, Pilihan Karena Roll Film Tak Pernah Mati
5 Februari 2018 11:42 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
ADVERTISEMENT
ANALOG-Pameran foto analog yang menampilkan keistimewaan fotografi di masa silam itu (kanalbali/GAN)
ADVERTISEMENT
Denpasar, Kanalbali.com –Pada era digital saat ini, teknologi bergerak cepat. Fotografi pun tak mau ketinggalan. Begitu banyak jenis kamera yang beredar. Menjanjikan kualitas dan kemudahan
Namun siapa sangka, adanya komunitas yang bergerak khusus memburu dan menularkan kembali kamera Analog atau kamera yang masih menggunakan roll film seperti di masa silam. Namanya Komunitas Suku Analog. Terbentuk sejak Juli 2012, mereka masih mencoba bertahan.
Menurut Ayik, ketua dari komunitas yang bermarkas di Denpasar tersebut, pada awalnya mereka hanya berkumpul dnegan rekan yang juga mencintai dunia Analog. Lalu, mereka memutuskan membuat sebuah wadah yang bisa dijadikan tempat sharing.
“Karena saat itu kita cuma ngumpul tanpa sebuah tujuan yang pasti, maka kita putuskan untuk membuat sebuah wadah agar visi dan misi kita jelas dan tidak hanya sekedar kumpul saja,”ucapnya saat ditemui dilokasi pameran di kawasan Tuban Bali. Minggu, 4 Januari 2018.
ADVERTISEMENT
Selain tujuan tersebut, Ayik juga mengatakan tujuan lain dari komunitas tersebut untuk tetap melestarikan keberadaan kamera analog dan sudah pasti pameran. “Ya. anak jaman sekarang belum tentu mengetahui dan mengerti tentang kamera analog oleh karena itu kita ada, karena roll film tidak akan pernah mati,”tandasnya.
Ayik jugamenyampaikan hingga saat ini komunitas Suku Analog memiliki anggota aktif sebanyak 40 orang sedangkan secara keseluruhan anggotanya mencapai ratusan anggota yang tersebar diseluruh Bali. sementara itu, ditanya soal agenda tahun 2018, Suku Analog akan mengadakan sebuah pamera yang berskala besar. “Ditahun ini kita akan membuat sebuah pameran yang berskala besar, kami minta dukungan dan doanya agar semua berjalan lancar,”tutupnya.
Ditempat terpisah, Yudis salah satu warga yang ditemui di alun-alun kota Denpasar mengaku senang dan tertantang untuk menggunakan kamera analog. "Aku lahir diera digital, jadi rasa penasaran terhadap kamera analog membuat keinginan saya untuk mengetahui lebih dalam tentang kamera ini, jika digital kan hari ini motret detik itu juga kita ketahui hasilnya melalui layar preview, nah kalau analog ini beda,"tutur pria yang juga seorang photographer profesional tersebut. (kanalbali/GAN)
ADVERTISEMENT