Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Teknologi Iradiasi Gamma Bakal Diterapkan untuk Produk Pertanian Bali
2 April 2019 15:44 WIB
ADVERTISEMENT
DENPASAR, kanalbali,com - Rencana pembangunan fasilitas penanganan pasca panen produk pertanian dengan sistem iradiasi gamma mulai direalisasikan Pemerintah Provinsi Bali. Salah-satunya dengan menggandeng tim dari Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) yang bertemu dengan Gubernur Bali Wayan Koster, Selasa (2/4) Pagi.
ADVERTISEMENT
“ Jadi dengan teknologi ini produknya bisa bertahan lebih panjang, buah-buahan dan sayuran awet dan tahan lama, serta terbebas dari bakteri,” kata Gubernur usai pertemuan itu.
Mengenai pendanaan yang diperkiran menelan biaya hingga 160 M, Koster yang dalam kesempatan tersebut didampingi Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan IB Wisnuardana menyatakan dirinya akan segera mencari solusi yang terbaik termasuk dengan mengupayakan alokasi anggaran dari pusat.
Adapun mengenai lahan yang akan dipakai sebagai lokasi pembangunan Iradisi Gamma di Buleleng sudah tersedia. Lahan tersebut adalah milik Pemprov Bali seluas 22 hektare di kawasan Desa Patas, Kecamatan Gerokgak, Buleleng. “ Kebutuhan lahan memang luas, karena harus ada pergudangan, ruang paking, dan penyortiran, sebelum masuk ke mesin pengolahan Irradiasi Gamma,” tegas Koster
ADVERTISEMENT
Peneliti energi nuklir dari BATAN Prof. Yohannes Sardjono mengemukakan keunggulan dari penerapan iradiasi gamma pada produk pertanian dan peternakan yang mampu memperpanjang usia simpan produk tersebut.
“ Pemaparan dengan sinar gamma akan membantu meminimalkan bakteri dan penyebab busuk lainnya sehingga masa simpan bisa lebih panjang. Namun demikian, prosesnya sama sekali tidak merusak kandungan gizi dari bahan pangan dan tetap aman serta higienis untuk dikonsumsi,” papar Prof. Sardjono.
Ditambahkannya lagi, dengan masa simpan yang panjang, produk pertanian tersebut otomatis dapat dipasarkan dan didistribusikan dengan lebih leluasa karena meminimalkan resiko kebusukan. “ Jadi akan sangat mengurangi resiko produk yang terbuang sia-sia, petani pun bisa mendapatkan dampak secara ekonomi karena produknya bisa lebih lama dipasarkan,” katanya menambahkan.
ADVERTISEMENT
Sardjono juga menyebutkan fasilitas iradiasi sinar gamma sudah banyak diterapkan di negara-negara lain terutama yang memiliki komoditas pertanian. “ Jepang misalnya sudah punya belasan fasilitas iradiasi sinar gamma untuk penanganan produk pertaniannya, begitupun China dan Australia. Harapannya dengan pembangunan fasilitas ini Bali bisa menuju kepada kedaulatan pangan, penanganan pertanian dari hulu ke hilir serta memberikan produk berkualitas baik untuk pasar lokal maupun wisatawan asing,” tutup Prof Sardjono. (kanalbali/RLS)