Konten Media Partner

Terkait Pencarian Kapal Selam, Pakar Sebut Laut Bali Utara Kawasan Palung

24 April 2021 13:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapal Selam KRI Nanggala-402.Foto: AFP
zoom-in-whitePerbesar
Kapal Selam KRI Nanggala-402.Foto: AFP
ADVERTISEMENT
DENPASAR- Kapal Selam KRI Nanggala-402 hingga saat ini belum ditemukan dan kapal tersebut dilaporkan hilang kontak di perairan sekitar 60 mil atau sekitar 95 kilometer dari utara Pulau Bali.
ADVERTISEMENT
Kelompok Ahli Kelautan dan Perikanan Gubernur Bali, I Ketut Sudiarta menyampaikan, bagaimana kondisi laut di perairan utara Bali ini dan menurutnya bahwa di Utara Bali adalah kategori palung laut.
"Kalau secara umum laut Utara Bali atau disebut sebagai laut Bali itu merupakan laut transisi. Antara, paparan sunda yang dangkal dengan paparan sahul yang dalam," kata Sudiarta saat dihubungi, Sabtu (24/3).
Ia juga menerangkan, laut Utara Bali itu termasuk kategori palung laut yang disebut sebagai Palung Laut Bali-Flores itu menyambung sampai ke laut Flores yang merupakan laut yang dalam.
Selain itu, jika di dekat Selat Lombok ke dalaman laut sampai 1,3 kilo meter. Jika di utaranya Celukan Bawang, Kabupaten Buleleng, Bali, itu sekitar 700 meter. "Artinya semakin ke timur dia semakin dalam. Karena, termasuk palung laut," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Ia juga menyampaikan, untuk perairan yang ditetapkan sebagai latihan TNI Angkatan Laut itu mulai dari Perairan Bayuwangi, Jawa Timur, sampai ke Utara Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali.
"Itu memang sudah lama ditetapkan sebagai daerah latihan TNI Angkatan Laut sudah diblok sebagai daerah latihan TNI Angkatan Laut karena dalamnya. Dan itu, memang sebagai tempat percobaan kapal selam," jelasnya.
Ia juga mengungkapkan, kalau kondisi arus laut di Utara Bali memang termasuk arus global yang arusnya relatif kuat dan memutar. Arus kuat itu, karena dari arus besar dunia fasifik yang masuk ke selat Makasar, lalu terus ke arah selatan dan menuju selat Lombok hingga ke Samudera Hindia.
Kemudian, dari sebagian arus itu sekitar 10 hingga 20 persen terbawa ke timur dan memutar lagi dan masuk lagi ke Selat Lombok. "Intinya di sana banyak arus termasuk arus balik. Karena adanya pengaruh arus global yang disebut dengan Alindo itu arus laut kepulauan Indonesia," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Nantinya, arus dari selat Makassar itu ke barat. Lalu, memutar lagi ke timur di selatannya Pulau Kangean dan berbelok lagi ke selatan. Nanti ke timur dan sebagian ke selat Bali dan sebagian ke timur. Maka dengan kondisi begitu terjadi arus balik ke Utara Bali.
Ia juga menyebutkan, bahwa arus di Utara Bali lebih ke arah timur atau ke arah perairan lebih dalam. "Lebih kuat ke timur. Begitu sampai di barat direfleksikan oleh dinding-dinding laut, dia dibalikin lagi ke timur," ujar Sudiarta. (kanalbali/KAD)