Timba Ilmu di Australia, Ayu Linggih Kembangkan Keju Bercita Rasa Lokal Bali

Konten Media Partner
12 April 2022 8:15 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penyajian keju Rosalie Cheese yang dikombinasi dengan aneka hidangan lainnya - LSU
zoom-in-whitePerbesar
Penyajian keju Rosalie Cheese yang dikombinasi dengan aneka hidangan lainnya - LSU
ADVERTISEMENT
DENPASAR, kanalbali.com – Di kalangan turis mancanegara di Bali, nama keju Rosalie Cheese kini sudah sangat dikenal. Tapi jangan dikira ini adalah produk impor. Sebab, keju ini diproduksi oleh perempuan asli Bali, Ayu Linggih namanya.
ADVERTISEMENT
Ia mulai mencoba mengembangkan usaha keju setelah lulus dari jurusan teknik pangan di salah satu perguruan tinggi Australia. "Saya memang suka penelitian dan mencoba hal baru, dalam produk keju ini saya tuangkan ilmu dan ide yang saya miliki," tutur Ayu pendiri Rosalie Cheese saat ditemui di Denpasar, Senin, (11/4/2022).
Ia menuturkan, awal mula mendirikan perusahaan keju lahir karena dorongan sang ayah yang memang gemar mengkonsumsi keju. Ia mengungkapkan latar belakang munculnya nama Rosalie Cheese saat Ayu tinggal di daerah Rosalie pinggiran kota Brisbane, Australia tempat berkembangnya makanan adiboga lokal.
"Dari tinggal di Australia memang sudah memiliki keinginan untuk memiliki produk sendiri dengan cita rasa nusantara," jelasnya.
Keju yang dikreasi menjadi stik dan kue kering - IST
Adapun keju Rosalie Cheese yang rintisnya dari tahun 2017 ini memiliki 8 varian dengan keunikannya masing-masing. Beberapa produk keju memiliki bahan utama dari susu kambing yang dapat dicerna dengan baik oleh tubuh.
ADVERTISEMENT
Selain susu kambing, beberapa produk keju juga terbuat dari susu sapi. Bahkan salah satu produk dengan nama black and white berhasil mendapatkan juara 1 dalam ajang Indonesia Food Innovation (IFI) 2020 yang diselenggarakan oleh Kementerian Perindustrian.
"Black and white ini produk keju dari susu sapi yang sisi luarnya dilapisi daging kepala, jadi rasanya unik dan hanya bisa ditemui di Indonesia," tambahnya.
Keju unik lainnya, seperti keju black pepper goat yang dilapisi lada hitam dan keju Lucie in Bali dilapisi dengan daun kelor serta dikemas menggunakan kotak keben.
"Kami menghadirkan produk yang dapat memanjakan lidah konsumen dan juga mendukung pengrajin lokal. Seperti kotak keben ini yang dibuat langsung oleh perempuan Bali," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Dari sisi pemasaran, sebelum COVID-19 sebanyak 80 persen produk keju Rosalie Cheese disalurkan ke Hotel dan Restoran yang berada di Pulau Dewata. Namun setelah pandemi, Ayu mulai mengubah strategi pemasaran dengan memanfaatkan media sosial untuk menjaring konsumen.
Ayu menuturkan, melalui pemasaran secara online selama COVID-19 penjualan produk keju dari perusahaannya tidak mengalami penurunan bahkan terus meningkat. Hanya saja ia tidak lagi mengandalkan penjualan secara business to business, melainkan langsung ke pembeli atau business to customer.
Ayu Linggih dengan kreasi kejunya - LSU
"Kedepannya, kalau sudah tersedia penerbangan ke luar negeri seperti kondisi sebelum pandemi, Rosalie Cheese akan melakukan ekspor ke beberapa negara di Asean. Karena produk kami ini halal dan banyak negara yang sudah siap menerima, seperti Brunei, Singapura, dan Malaysia," ungkap wanita 34 tahun ini.
ADVERTISEMENT
Inovasi lain juga terus dilakukan oleh Ayu selama pandemi untuk dapat memanjakan lidah konsumen, salah satunya dengan membuat paket keju lengkap dengan hidangan pendampingnya.
"Dalam paket ini ada buah anggur, jeruk, salami yang terbuat dari sapi, wheat crackers, tiga jenis keju dari Rosalie Cheese, chocolate cookies, coklat batang, dan buah aprikot kering," sebutnya.
Ayu berharap dengan paket mini ini, pembeli tidak lagi bingung untuk memilih makanan apa yang akan dipadukan dengan keju. Sedangkan untuk yang belum terbiasa mengkonsumsi keju secara langsung, Rosalie Cheese juga memiliki produk turunan dari olahan keju seperti stik keju kambing dan kue kering keju coklat. (kanalbali/LSU)