Tips Pecinta Hewan Ini menjinakkan Tupai Liar

Konten Media Partner
30 Juni 2019 14:08 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Giriyasa bersama Pipi, tupai liar yang dijinakkannya (kanalbali/KAD)
zoom-in-whitePerbesar
Giriyasa bersama Pipi, tupai liar yang dijinakkannya (kanalbali/KAD)
ADVERTISEMENT
DENPASAR, kanalbali.com - Seekor tupai jantan bernama Pipi sedang asyik bermain di bahu pria yang bernama Giriyasa (40). Tiga bulan yang lalu, Pipi adalah tupai yang liar yang sering meloncat-loncat di sarangnya di sebuah pohon Ara yang cukup tinggi.
ADVERTISEMENT
Entah kenapa, Pipi terjatuh dan ditemukan pingsan di bawah pohon yang kebetulan berdekatan dengan Kantor Giriyasa di Jalan Hayam Wuruk, Denpasar Bali.
"Tiga bulan, saya mendapatkan Pipi dia jatuh dari sarangnya dan pinsang. Kemudian, saya ambil untuk dibawa kerumah," kata Giriyasa, saat ditemui di Denpasar, Bali, Minggu, (30/6).
Selanjutnya, Giriyasa merawatnya di rumahnya di Jalan Ida Bagus Mantra, Perumahan Pering River, Kabupaten Gianyar, Bali.
"Sampai di rumah, dirawat oleh istri saya, kemudian searching bagaimana caranya mengurus tupai. Kita rawat dengan diberikan susu tapi bukan susu sapi karena Pipi tidak mau. Lalu memberikan makanan seperti kacang kedelai dan buah-buahan seperti pisang, pepaya dan markisa dan Pipi senang," imbuhnya Giriyasa.
ADVERTISEMENT
Beberapa hari dirawat, akhirnya Pipi pun pulih dan kembali bermain di pepohonan di halaman rumah Giriyasa. Pipi pun oleh Giriyas tak pernah dikurung karena setalah bermain tupai cerdas ini kembali ke Giriyasa tanpa harus dicari.
"Tidak pernah dikurung dan di lepas lalu balik terus. Mungkin tupai salah satu binatang yang cerdas. Iya saya kasih nama, kalau kita memanggil Pipi dia tau kalau mungkin isyarat dia yah. Kalau di panggil dia kembali lagi," ujar Giriyasa.
Giriyasa menyampaikan umur Pipi diperkiraan sekitar 4 bulan. Saat ini, Pipi sudah jinak dan tak mau pergi. Giriyasa juga bercerita, dia sering mengajak Pipi menjemput anaknya di sekolah. Selama di perjalanan dengan mengendarai sepeda motor, Pipi hanya bertengger di bahu Giriyasa.
ADVERTISEMENT
"Dia (Pipi) senangnya mencari semut merah. Kalau bosan sekitar jam 5 atau 6 (Sore) dia pulang. Kalau saya jemput anak dia tetap di bahu. Tapi dia akan stres kalau melihat orang yang ramai. Dia tidak bisa terkejut kalau ada gerakan tiba-tiba," ujarnya.
Giriyasa juga mengatakan, bahwa sebenarnya ia ingin melepaskan Pipi, agar bisa berkembang biak seperti tupai pada umumnya.
"Saya ajak main karena tidak ada orang di rumah. Kalau dia (Pipi) pergi sih tidak apa-apa, karena dia harus berkembangkan biak," ujarnya.(kanalbali/kad)