Titian Art Space Ubud Gelar Pameran ‘Breaking Boundaries’

Konten Media Partner
16 Februari 2019 14:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah-satu karya kontemporer yang ditampilkan di Titian Art Space, Ubud (kanalbali/KR11)
zoom-in-whitePerbesar
Salah-satu karya kontemporer yang ditampilkan di Titian Art Space, Ubud (kanalbali/KR11)
ADVERTISEMENT
GIANYAR, kanalbali.com - Titian Art Space menggelar pameran serangkaian ulang tahunya yang ke-3. Acara itu menampilkan kompilasi karya perupa anak-anak hingga dewasa.
ADVERTISEMENT
Pameran juga dirangkai launching buku Titian Prize 2017-2018 dan pemberian Anugerah Pusaka Seni , Sabtu (16/2). Pembukaan akan menghadirkan pencinta seni yang juga mantas Dirjen Bimas Hindu dan mantan Rektor UNHI Denpasar, Prof Dr Ida Bagus Yudha Triguna.
Ketua Yayasan Titian Art Space, Bali, I Ketut Suwidiarta, menyebutkan pameran berlangsung sebulan hingga 17 Maret 2019. “Ada 36 karya yang dipamerkan dari perupa anak-anak dan dewasa,” jelasnya.
Sejumlah perupa yang ikut pameran diantaranya: Budi Agung Kuswara, Citra Sasmita, I Gusti Putu Sudarma, I Nyoman Arisana, I Wayan Aris Sarmanta, I Wayan Jana, I Wayan Yadnya, Rio Saren, Ni Nyoman Sani, Nugroho Wijayanto, Septa Adi, dan Susilo Budi Purwanto. Perupa anak-anak berasal dari Baturulangun, Desa Batuan dan Sanggar Bares Desa Lodtunduh.
Sebagian pelukis yang akan menampilkan karyanya di Titian Art Sapce, Ubud (kanalbali/KR11)
Suwidiarta menjelaskan tema ‘Breaking Boundaries’ dimaksudkan sebagai penjelajahan di bidang seni rupa, baik dalam bentuk lukisan 3 dimensi, tradisional dan modern. “Ini ditampilkan dan dibenturkan teknik dari berbagai usia, anak-anak dan dewasa, sehingga tidak ada sekat,” bebernya.
ADVERTISEMENT
Event lain yang digelar adalah pemberian Anugerah Pusaka Seni kepada para seniman lukis yang telah meninggal dunia yang juga memberikan kontribusi pemikiran terhadap dunia seni. “Pemberian anugerah ini sejak tahun 2016, nanti (2019) kami berikan pada 16 seniman lukis,” ungkapnya.
Terkait buku Titian Prize 2017-2018, berisi tentang dokumentasi pemenang dan finalis yang berkesempatan berkunjung ke beberapa museum seni di Belanda. Seniman yang berangkat ke Belanda adalah Nyoman Arisana, asal Desa Bitera, Gianyar dan I Wayan Aris Sarmanta asal Desa Batuan, Sukawati. Di Belanda mereka mengikuti pameran bertajuk ‘Welcome to Paradize’ di Tropen Museum-Amstredam dan Museum Volkenkunde-Leiden.
Selain itu, Titian Art Space Ubud juga memiliki misi menggali bibit-bibit perupa di Bali untuk diasah kemampuannya mengembangkan diri. Selain diasah untuk menjad seniman perupa, juga diajar memanage diri agar nanti setelah menjadi seniman tidak menjadi pedagang seni.
ADVERTISEMENT
Dikatakannya juga, Titian Art Space juga memiliki misi agar gaya seni klasik dan seni rupa tradisional Bali tetap terpelihara. “Kendati secara formal mendapatkan ilmu seni rupa gaya eropa, namun seni rupa tradisi agar tidak terpinggirkan atau dilupakan,” tambahnya. Disisi lain karya-karya perupa Bali kenamaan, hasil karyanya lebih banyak berada di luar ketimbang dikoleksi di negeri sendiri. (kanalbali/KR11)