Konten Media Partner

TOSS Center Klungkung, Bali: Mengolah Sampah Hulu hingga Hilir

15 Mei 2021 10:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sampah yang sudah diubah menjadi pelet akan dijual ke PLN untuk menjadi pengganti batubara guna pembangkit listrik - RFH
zoom-in-whitePerbesar
Sampah yang sudah diubah menjadi pelet akan dijual ke PLN untuk menjadi pengganti batubara guna pembangkit listrik - RFH
ADVERTISEMENT
KLUNGKUNG - Bila berkunjung ke Klungkung, Bali jangan lupa mampir ke Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) Center. Pesan ini rupanya sampai juga ke telinga Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) / Kepala Bappenas Suharso Manoarfa. Ia bahkan sudah tiga kali berkunjung ke tempat itu.
ADVERTISEMENT
Apa sih istimewanya?. "Di tempat ini, sampah dikelola hulu hingga hilir sehingga kembali memiliki nilai ekonomi yang tinggi," ujarnya seperti dikutip dalam rilis yang diterima, Sabtu (15/5/2021).
Di hadapan Menteri Bappenas, Bupati Klungkung, Nyoman Suwirta menyampaikan perkembangan TOSS Center yang saat ini sudah di kolaborasikan dengan program lain. Antara lain, program Kebun Hatinya PKK, Koperasi dan juga bekerjasama dengan Asosiasi Pengusaha Sampah Indonesia (APSI).
Inovasi yang diciptakan tahun 2017 itu, telah masuk Top 40 nasional inovasi pelayanan publik. TOSS Center dibangun di atas lahan Provinsi Bali seluas 1,9 hektar.
Suasana di TOSS Center, Klungkung, Bali - IST
Suwirta menyampaikan kehadiran TOSS Center tiada lain akibat produksi sampah yang terus meningkat dan TPA Sente, Klungkung sehingga mengalami overload.
ADVERTISEMENT
Awalnya rencana pembangunan TOSS Center ditolak di mana-mana dengan alasan dapat mengakibatkan lingkungan kumuh dan berpotensi menimbulkan penyakit. Namun pihaknya terus berupaya meyakinkan masyarakat, hingga akhirnya TOSS dapat didirikan di Desa Kusamba.
Di TOSS Center, sampah yang dihasilkan masyarakat yang jumlahnya sekitar 10 truk dipilah antara organik dan anorganik. Sampah yang sudah dipilah diambil langsung di kediaman warga kemudian dibawa ke TOSS center untuk dikelola. Sampah plastik akan diambil pada hari Senin dan Jumat dan hari sisanya adalah sampah organik.
Sampah organik kemudian diolah menjadi pupuk organik hingga pelet. Produksi pelet ini dijual kepada PLN sebagai bahan pembangkit listrik untuk mengganti batubara.
Sedangkan sampah anorganik seperti plastik, dikumpulkan dan dikerjasamakan dengan Asosiasi Pengusaha Sampah Indonesia (APSI) agar bisa didaur ulang.
ADVERTISEMENT
Pihak pengelola terus berbenah untuk menciptakan sistem pengelolaan sampah yang semakin profesional dan efisien. Bahkan, TOSS Center juga diarahkan untuk menjadi tempat edukasi bagi masyarakat maupun studi tiru bagi daerah lain.
Pemkab Klungkung bahkan sudah menyiapkan anggaran Rp 5 miliar untuk penataan lebih lanjut TOSS Center.
Direncanakan ada sejumlah penambahan fasilitas seperti jalur trekking di kawasan TOSS Center, penataan sawah sekitar hingga pembangunan jalan tembus menuju lokasi produksi garam.
Dengan ramainya kunjungan, diharapkan warga sekitar tinggal meresponsnya, untuk mengambil setiap peluang yang ada. Seperti menyiapkan suvenir dan fasilitas pendukung lainnya. Bahkan, akan dilengkapi gedung learning pengelolaan sampah dan mobil edukasi pengelolaan sampah.
Bupati Klungkung Nyoman Suwirta bersama Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) / Kepala Bappenas Suharso Manoarfa saat meninjau TOSS Center di Klungkung, Bali - IST
Bupati Suwirta menambahkan, inovasi TOSS Center Karangdadi belum cukup untuk mengatasi sampah secara menyeluruh. Maka, untuk memaksimalkan inovasi pengolahan sampah ini, pihaknya kembali menciptakan program lanjutan pemilahan dan pengolahan sampah dari sumber melalui gerakan bersama dalam Program Gema Tansaplas (Gerakan Masyarakat Puputan Sampah Plastik).
ADVERTISEMENT
Sasarannya, semua desa tahun 2021 harus punya tempat pengelolaan sampah sendiri. Jadi, ini akan “memaksa desa” untuk menyelesaikan sampah dari sumbernya.
Ending dari seluruh pengelolaan sampah adalah mewujudkan Klungkung yang bersih, sehat dan nyaman. Bebas dari ancaman sampah plastik. Kalau nantinya bernilai ekonomis, maka itu adalah bonusnya,” katanya.
Suwirta menegaskan, TOSS Center adalah upaya menyelamatkan lingkungan khususnya dari ancaman sampah. Ini seirama dengan program Gubernur Bali Wayan Koster yang telah mengeluarkan Pergub Nomor 97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik dan Pergub Nomor 47 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber. (kanalbali/KR7)