TPA Terbesar di Bali Ditutup Jelang G20, Luhut Siapkan TPST

Konten Media Partner
31 Agustus 2022 14:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia, Luhut Binsar Panjaitan saat meninjau TPST di Denpasar, Bali - LSU
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia, Luhut Binsar Panjaitan saat meninjau TPST di Denpasar, Bali - LSU
ADVERTISEMENT
DENPASAR, Kanalbali.com - 3 lokasi Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di wilayah Denpasar, Bali yang sedang dalam tahap pembangunan akan dijadikan sebagai percontohan untuk 52 TPST lain di seluruh wilayah Indonesia.
ADVERTISEMENT
TPST itu juga mengantisipasi penutupan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung yang akan dilakukan sebelum pelaksanaan presidensi G20 pada November mendatang.
"Jadi saya pikir TPST di Denpasar ini membuat kota menjadi bersih, seperti ini kita akan buat lagi  52 lagi titik di seluruh Indonesia selama dua tahun kedepan," kata Menteri Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia, Luhut Binsar Panjaitan setelah meninjau pembangunan TPST di wilayah Kesiman Kertalangu, Rabu, (31/8/2022)
Adapun daya tampung TPST di wilayah Denpasar  mencapai 1020 ton sampah yang berada pada 3 titik, yakni 450 ton di TPST Kesiman Kertalangu, 450 ton di TPST Taman Hutan Raya (Tahura), dan 120 ton di TPST Padangsambian Kaja.
ADVERTISEMENT
"Dengan daya tampung ini, jadi hampir semua sampah di Denpasar bisa disedot oleh TPST," imbuhnya.
Menteri Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia, Luhut Binsar Panjaitan saat meninjau TPST di Denpasar, Bali - LSU
Luhut menjelaskan, 3 TPST ditargetkan dapat beroperasi paling lambat pada minggu ke-3 bulan Oktober 2022. Pembangunan TPST ini juga berkaitan dengan rencana penutupan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung yang akan dilakukan sebelum pelaksanaan presidensi G20 pada November mendatang.
"Untuk TPA Suwung hampir pasti ditutup, tapi Universitas Udayana masih kita minta membuat studi bagaimana pengelolaan sampah disana. Kan ada 2 macam sampah, satu sampah basah diapakan nanti. Terus sampah kering bisa dibagi, misalnya plastiknya bisa dijual. Sehingga nanti tipping fee bisa berkurang. Dengan Unud terlibat terus, saya kira apapun yang kita buat nanti dasarnya ilmiah," tutur Luhut.
ADVERTISEMENT
Sekretaris Tim TPST, I Gede Cipta Sudewa Atmaja menuturkan proses pembangunan TPST telah berjalan 24,6 persen, sehingga diharapkan pada awal Oktober 2022 pembangunan dapat dirampungkan.
"Sebenarnya prosesnya sudah 47 persen, karena material sudah ada disini, tapi belum terpasang. Jadi kita sebut prosesnya sekarang baru sampai 24,6 persen," jelasnya.
Adapun terkait pengelolaan TPST dilakukan kontrak payung oleh PT Bali CMPP dengan jangka waktu 20 tahun, sedangkan konstruksinya dilakukan oleh PT Adhi Karya.
"Nah karena G20 pelaksanaan di awal November 2022. Maka di awal Oktober kita sudah test commissioning atau tes fungsi, baik terhadap tes fisik pembangunan, maupun operasional di 3 TPST tersebut," jelasnya. (Kanalbali/LSU)