news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Tradisi Makepung Lampit di Jembrana Dihidupkan Lagi

Konten Media Partner
19 Oktober 2019 17:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
3 pasang kerbau saar mengikuti Makepung Lampit di Jembrana, Sabtu (19/10) - kanalbali/KR11
zoom-in-whitePerbesar
3 pasang kerbau saar mengikuti Makepung Lampit di Jembrana, Sabtu (19/10) - kanalbali/KR11
ADVERTISEMENT
JEMBRANA, kanalbali - Kelompok Sadar Wisata (PokDarwis) Desa Manistutu, Kecamatan Melaya, Jembrana kembali mengembangkan dan mempromosikan wisata tradisi Makepung Lampit alias balapan kerbau di atas lumpur.
ADVERTISEMENT
Seperti yang dilakukan, Sabtu (19/10) tadi pagi di sirkuit Subak Maertakara, Desa Manistutu. Ratusan wisatawan asing dari berbagai negara sangat antusias menyaksikan tradisi ini.
Makepung Lampit yang diadakan tadi pagi diikuti oleh beberapa pasang kerbau. Berpacu diatas sirkuit berair dan berlumpur seluas 50 are. Disamping ditonton oleh wisatawan asing, para fotografer juga berlomba mengabadikan memen tersebut. Tidak ketinggalan ratusan warga sekitar yang bersorak-sorai memberikan semangat kepada para joki.
Disamping disuguhi atraksi balapsapi itu, para wisatawan asing dan lokal juga disuguhkan dengan aneka kuliner khas kampung Jembrana, berupa lontong serapah, rebus singkong dan singkong koreng dan lainnya.
PokDarwis yang mengelola kegiatan tersebut sengaja menyuguhkan kuliner khas kampung mulai dari proses pembuatannya dengan cara tradisional, menggunakan tungku tanah dan kayu bakar serta perabotan rumah tangga dari kayu dan tanah. Sehingga kesannya sangat bernuansa kampung era tompo dulu.
ADVERTISEMENT
Yang tak kalah menarik simpati para wisatawan asing, terdapat seorang joki cilik dan joki wanita ikut ambil bagian pada even ini. Kadek Dwi Budi Ari (12) merupakan joki cilik yang mengaku sangat tertarik dengan Makepung Lampit untuk mempertahankan tradisi nenek moyangnya.
Sementara Kadek Ica Septiari (16), siswi kelas 2 SMA ini mengaku telah menjadi joki sejak setahun lalu. Setiap harinya dia selalu berlatih agar bisa menjadi joki yang handal dan siap bertarung dengan joki-joki ria dewasa lainnya.
Ketua Pok Darwis Desa Manistutu Ketut Armada dikonfirmasi usai kegiatan mengatakan, Pok Darwis sebenarnya telah terbentuk sejak 2016 lalu. Namun sejak 2018 lalu, mulai inten mengagendakan dan mempromosikan even ini.
“Kegiatan Makepung Lampit ini sebagai bentuk upaya mengembangkan sektor pariwisata tradisi di Jembrana dan diharapkan bisa menyedot wisatawan asing dari berbagai negara,” terangnya, Sabtu (19/10/2019).
Kadek Ica Septiari (16) dan Kadek Budi Ari (12), remaja dan anak-anak yang ikur menjadi Joki (kanalbali/KR11)
Lanjutnya, pihaknya akan terus menggelar even ini karena telah memiliki sirkuit permanen, sehingga Jembrana, khususnya Desa Manistutu bisa dikenal di manca negara dengan tradisi unik berupa Makepung Lampit.
ADVERTISEMENT
“Kami juga mengharapkan pihak pemerintah daerah terutama Dinas Pariwisata agar lebih maksimal membantu mempromosikan kegiatan Makepung Lampit. Menurut kami, pemerintah daerah bisa bekerjasama dengan para guide mapun travel serta biro-biro perjalanan wisata. Sehingga promosinya lebih maksimal,” tutupnya.
Sementara Jhon Ruis (68), wisatawan asing asal Australia dimintai tanggapannya mengaku sangat senang melihat tradisi Makepung Lampit tersebut. Menurutnya, tradisi tersebut tradisi yang unik dan indah yang perlu dipertahankan dan kembangkan.
“Ini perlu dipromosikan lebih gencar. Pemerintah daerah harus lebih maksimal memprosikan, ini tradisi yang sangat unik dan bagus, hanya ada di Jembrana. Saya akan datang lagi bersma banyak teman,” ujarnya dalam bahasa Ingris.(kanalbali/KR11)