Turis Lecehkan Tempat Suci Karena Minimnya Informasi

Konten Media Partner
13 Agustus 2019 19:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
2 turis Cekoslowakia yang melakukan pelecehan Pura di Ubud dan kemudian minta maaf (ISST)
zoom-in-whitePerbesar
2 turis Cekoslowakia yang melakukan pelecehan Pura di Ubud dan kemudian minta maaf (ISST)
ADVERTISEMENT
DENPASAR, kanalbali - Terjadinya pelecehan Pura oleh dua orang warga negara Republik Ceko dinilai sebagai akibat masih kurangnya informasi bagi mereka ketika datang ke Bali.
ADVERTISEMENT
Ketua Bali Tourism Board (BTB) Ida Bagus Agung Partha Andyana, menyebut, tindakan mereka karena ketidaktahuan terhadap aturan-aturan yang ada di Bali. "Rata-rata semua yang pernah melakukan tindakan tidak terpuji di tempat suci karena mereka tidak tahu dan paham aturan yang berlaku disini," jelasnya.
Pemberian informasi kepada turis asing harusnya menjadi tugas bersama agar hal-hal yang tidak diinginkan tidak perlu terjadi. "Kadang tamunya kalaupun sudah diberikan informasi tetap saja tidak paham atau cenderung lupa, alangkah lebih baiknya informasi yang diberikan bukan hanya dari lisan namun juga tulisan yang memang dianggap tempat-tempat suci," jelasnya.
Kalau perlu, dirinya menjelaskan untuk memperketat aturan masuk ke tempat-tempat yang di anggap suci, "Atau lebih daripada itu, sebaiknya ada pembatasan mereka masuk ke pura," ucapnya.
Gubernur Bali Wayan Koster (kanalbali/KAD)
Sementara itu, Gubernur Bali Wayan Koster menyebut, perlunya pariwisata di Bali harus ditata secara menyeluruh."Harus mulai tertib keseluruhannya menyangkut penyelenggaraan di destinasi, menyangkut juga para prilaku para wisatawan etika dan estetikanya di Bali. Itu juga kita berikan pedoman sesuai standar," kata Koster saat ditemui di Denpasar, Bali, Selasa (13/8) sore.
ADVERTISEMENT
Saat ditanya apakah datangnya bule yang tidak berkualitas ke Bali, salah satu penyebabnya karena adanya kebijakan bebas visa. Ia mengatakan, hal tersebut tidak juga, karena banyak negara yang mempunyai kebijakan yang sama.
"Belum tentu juga, banyak negara yang menerapkan visa bebas. Tapi menurut saya ini lebih kepada pengaturan, bagaimana para wisatawan itu tertib, Itu perlu dilakukan," imbuhnya. (kanalbali/KR13/KAD)