Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
Ubud Artisan Market Pamerkan Keindahan Aneka Kain Tradisional Bali
12 Februari 2022 10:59 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Event akan berlangsung selama dua hari, pada Sabtu (12/2) sampai dengan Minggu (3/2) di Indus Restaurant, Sanggingan, Ubud .
"Penenun dari enam daerah di Bali akan menghadirkan berbagai macam bentuk tekstil," kata founder dari Ubud Artisan Market Janet DeNeefe, Jumat (11/2).
Dari tradisional hingga kontemporer, dengan tampilan motif, corak warna dan gaya yang beragam. Di antarannya Tenun Pesalakan dari Pejeng, Cap Menuh dan Kain Menggahagung dari Gianyar, Putri Mas dari Negara, Alam Mesari dari Nusa Penida, Umah Grinsing dari Tenganan, Pagi Motley dan Alamanda Sudaji dari Singaraja.
Menurutnya nasing-masing pihak yang terlibat memiliki komitmen untuk melestarikan warisan tekstil khas Bali. Umumnya tekstil tersebut menggunakan pewarna alami yang diekstraksi langsung dari daun asli maupun kulit pohon untuk membuat kain-kain tersebut.
ADVERTISEMENT
Selain pameran, juga terdapat demonstrasi menenun, serta sesi bincang diskusi dengan guest speakers dan film. Diskusi akan berfokus pada keberlangsungan tenun selama pandemi, inovasi dalam industry, pentingnya pewarna alami dan bertahan di masa depan.
Video dari berbagai desa, yang menyoroti teknik dan gaya menenun yang berbeda-beda juga akan ditampilkan. Barang-barang yang ditampilkan dapat langsung dibeli. "Di lantai bawah nanti akan disediakan bagi mereka yang ingin menikmati makanan dengan suguhan pemandangan pegunungan Tjampuhan," ujarnya.
Dia menambahkan warisan kerajinan yang unik seperti ini merupakan bagian penting dari identitas Bali dan harus dilestarikan. Ketika Covid melanda, banyak perempuan di desa yang dibiarkan tanpa pekerjaan. “Melalui bantuan dari Pemerintah setempat dan beberapa warga ekspatriat, kami memutuskan untuk menghidupkan kembali industry tenun lama kami. Kami bangga menunjukkan tekstil kami di Indus dan membagikan desain terbaru kami, " ujar Janet.
ADVERTISEMENT
Bagi pengunjung pameran tidak dikenakan biaya tiket masuk alias gratis. Pameran ini merupakan proyek permulaan untuk acara yang lebih besar di tahap selanjutnya.
"Yayasan Mudra Swari Saraswati, sebuah organisasi non-pemerintah non-profit berkomitmen untuk memperkaya kehidupan dan penghidupan masyarakat Indonesia melalui pengembangan berbagai program seni budaya yang membangun komunitas masyarakat," tutup Janet. (KanalBali/ROB)