Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
Ubud Writers & Readers Festival Tahun Ini Angkat Tema Mulat Sarira
17 April 2021 13:43 WIB
ADVERTISEMENT
UBUD - Ubud Writers & Readers Festival (UWRF) ke-18 yang sudah ditunggu-tunggu akan hadir pada 8-17 Oktober 2021 nanti. Festival kembali hadir dengan tema Mulat Sarira, yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sebagai Refleksi Diri.
ADVERTISEMENT
" Mulat Sarira adalah prinsip spiritual dalam menimbang perbuatan, pikiran, dan nilai seseorang untuk pada akhirnya membangun rasa pemahaman diri yang terdalam demi meraih Dharma atau Kebenaran," Janet DeNeefe, Pendiri dan Direktur UWRF dalam rilis yang diterima Sabtu(17/4/2021).
Saat ini, refleksi diri terasa lebih relevan dibandingkan sebelumnya. Pandemi global COVID-19 telah menciptakan krisis global kolosal yang memaksa orang untuk berkontemplasi kembali secara menyeluruh terhadap diri mereka dan komunitasnya.
"Kita telah dibentuk oleh new normal dan, dengan itu, nilai-nilai kemanusiaan, kepedulian, kerja sama dan cinta kasih telah dijadikan yang utama, sembari kita merenungkan bagian normal mana yang kita inginkan untuk kembali?" ujarnya.
Festival tahun ini akan mempersembahkan diskusi yang signifikan, pertunjukan yang sarat makna, dan bacaan yang menyentuh, mengikuti protokol kesehatan COVID-19 yang ketat dengan penerapan social-distancing sesuai anjuran pemerintah.
Bersamaan dengan pengumuman tema 2021, UWRF juga kembali dengan karya seni yang dibuat oleh seniman Bali tersohor Teja Astawa. Seni gaya tradisional Kamasan yang khas, mewakili kisah-kisah manusia yang diceritakan dalam latar alam yang klasik dan berani.
ADVERTISEMENT
“Bagi saya, Mulat Sarira berarti kembali ke tradisi, karena hal tersebut adalah akar kita. Ketika saya menerjemahkan tema Ubud Writers & Readers Festival ke karya seni saya, saya mengambil elemen-elemen yang berkaitan dengan tradisi yang mencerminkan makna dari tema itu sendiri," kata Teja Astawa.
Di tahun ke-18, UWRF akan merayakan para penulis pemula (emerging) dan ternama (established), seniman, dan aktivis baik nasional maupun internasional yang akan menggali tema ini dari berbagai sudut pandang. (kanalbali/RLS)