Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten Media Partner
Ulat Bulu Menyerang Tanaman di Yehembang Kauh Jembrana
15 November 2018 16:35 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
JEMBRANA, kanalbali.com -- Sempat meresahkan tahun lalu, kini serangan ulat bulu mulai terjadi di wilayah Banjar Munduk Angrek, Desa Yehembang Kauh, Kecamatan Mendoyo, Jembrana.
ADVERTISEMENT
Meskipun gerombolan ulat bulu tersebut baru sebatas menyerang tanaman, namun keberadaannya membuat resah warga sekitar karena kuatir penyebarannya akan meluas ke rumah-rumah warga jika tidak segera mendapat penanganan serius dari istansi terkait.
Dari pantauan redaksi tadi sore, gerombolan ulat bulu berbentuk kecil dengan warna putih kekuningan dan berbulu halus tersebut, menyerang tanaman atau pohon beringin besar yang tumbuh di pinggir utara lapangan Desa Yehembang Kauh.
Bahkan akibat serangan ulat bulu tersebut, pohon beringin setinggi sekitar 20 meter dengan batang berdiameter 2,5 meter tersebut mati. Dau-daun tanaman tersebut yang sebelumnya lebat terlihat kering seperti terbakar dikerubuni ulat-ulat bulu. Belum diketahui jenis ulat bulu yang menyerang pohon beringin tersebut, namun menimbulkan gatal dikulit jika bersentuhan.
ADVERTISEMENT
Saking banyaknya di pohon beringin tersebut, ulat-ulat bulu tersebut mengeluarkan suara. Bahkan diduga lantaran tiupan angin, banyak ulat bulu bertebaran di sekitar lokasi hingga ke rumput lapangan olah raga dan di pohon-pohon kecil di sekitar lokasi.
"Serangannya sangat cepat. Kalau tidak salah mulai tiga minggu lalu, saking banyaknya, itu pohon beringin sampai mati," terang Ketut Ardana, salah satu warga sekitar, Kamis (15/11/2018).
Menurutnya, serangan ulat bulu tersebut belum sampai ke rumah-rumah warga lantaran pohon beringin yang diserang tersebut jauh dari pemukiman warga. Namun demikian warga meminta aparat terkait turun tangan untuk mengendalikan serangan ulat bulu tersebut karena bisa saja merembet ke rumah-rumah warga.
ADVERTISEMENT
"Lapangan yang awalnya sering digunakan untuk oleh raga oleh murid-murid SMP, sejak dua minggu sudah tidak ada yang olah raga lagi. Katanya banyak murid-murid yang gatal-gatal kena ulat bulu itu," tutupnya.(kanalbali/KR7)