Konten Media Partner

Wahana Edukasi ‘Hutan Belajar’ Dikembangkan di Bali Barat

21 Maret 2021 14:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penanaman tanaman endemik di kawasan Bali Barat sebagai bentuk pelestarian keanekaragaman hayati - IST
zoom-in-whitePerbesar
Penanaman tanaman endemik di kawasan Bali Barat sebagai bentuk pelestarian keanekaragaman hayati - IST
ADVERTISEMENT
JEMBRANA - Berawal dari keprihatinan terhadap alih fungsi lahan di Hutan Bali Barat, Basebali bersama Yayasan IDEP Selaras Alam merancang Hutan Belajar sebagai wahana pendidikan konservasi dan edukasi. Dimulai dari program Hutan Sekolah 9 tahun lalu kini dikembangkan menjadi Hutan Belajar.
ADVERTISEMENT
“Banyak pihak yang mendukung, maka pada Sabtu, 20 Maret 2021 yang juga bertepatan dengan perayaan Tumpek Wariga—hari suci sebagai pemuliaan terhadap tanaman di Bali,” kata Putu Bawa, perwakilan dari Basebali dalam rilis Minggu (21/3/2021)
Elemen masyarakat yang terlibat antara lain Kelompok Desa Tangguh Bencana (Destana), Kelompok Tani Hutan, dan Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Univarsitas Udayana. Tidak hanya itu, dukungan juga datang dari Unit Pelaksana Teknis Daerah Kesatuan Pengelolaan Hutan maka (UPTD KPH) Bali Barat sebab hutan juga menjadi habitat bagi tanaman maupun binatang endemik Jembrana.
Peresmian Hutan Belajar menjadi momen yang sangat penting sebab itu tidak hanya sekadar seremonial, melainkan juga penyelarasan antara Sekala (terlihat) dan Niskala (tidak terlihat). “Kalo niskala kita melakukan ritual keagamaan dan sekala kita akan melakukan penanaman pohon,” ungkap Putu Bawa.
ADVERTISEMENT
Penanaman pohon yang dilakukan berdekatan dengan Hari Hutan Sedunia ini didominasi oleh tanaman endemik Jembrana dan tanaman untuk konservasi air. Hutan Belajar dengan luas 4 hektar akan ditanami Kwanitan, Pala Bali, Durian, Bambu Kuning, Akar Wangi, Ancak, Intaran, Kelapa Daksina, Bambu Tali dan Pentung Hitam, Cempaka, dan Majegau.
Ritual keagamaan dilakukan dengan upacara Ngatagin Pohon yang dipandu oleh pemangku dan bendesa adat dari Yehembang Kauh, Kedisan, Yeh Buah, dan Munduk Anggrek. Kedua kegiatan tersebut dilakukan dalam waktu yang bersamaan dengan selalu mengikuti protokol kesehatan untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.
Putu Bawa juga berharap bahwa kegiatan ini akan menghasilkan komitmen bersama bagi pemerintah, Desa, Basebali, Yayasan IDEP, Kelompok Tani Hutan, dan masyarakat sekitar untuk sama-sama menjaga hutan. Agar terciptanya keseimbangan antara ekologi dan ekonomi melalui upaya konservasi yang diperjuangkan Hutan Belajar. (kanalbali/RLS)
ADVERTISEMENT