Wamenkes: RSUP Sanglah Bakal Jadi Destinasi Medical Tourism untuk Kecantikan

Konten Media Partner
18 Juni 2021 15:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
RSUP Sanglah Denpasar, Bali - IST
zoom-in-whitePerbesar
RSUP Sanglah Denpasar, Bali - IST
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
DENPASAR - Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah di Denpasar, rencananya dikembangkan menjadi salah satu destinasi medical tourism atau pariwisata medis. Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes), Dante Saksono Harbuwono beserta jajaranya, Jumat (18/06/21) mendatangi rumah sakit ini untuk melakukan perencanaan serta berkonsolidasi dengan pihak RS Sanglah.
ADVERTISEMENT
"Kami akan memberikan bantuan dalam hal pembangunan hingga penyediaan fasilitas," kata dia. Selain turis asing, RSUP Sanglah bisa jadi tujuan berobat warga Indonesia yang melakukan pengobatan ke luar negeri dengan kisaran Rp 100 trilyun per tahunnya.
Ilustrasi perempuan melihat promosi produk diet dan bedah plastik untuk kecantikan Foto: Shutterstock
"Yang dimaksud medical tourism adalah bagaimana yang 100 triliun ke luar negeri ini bisa tetap ada di Indonesia, misalnya dengan membangun klinik klinik center of excellent di Indonesia. Sehingga kita tidak kehilangan devisa negara lagi," terangnya.
Sementara itu, di RSUP Sanglah sendiri dianggap cocok untuk dikembangkan layanan perawatan kecantikan. "Disini center of excellent yang akan dikembangkan estitika, jadi itu sudah termasuk dalam sisi perawatan kulit, bedah plastik, perawatan gigi, estitika, yang biasa orang berobat ke luar negeri," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Persiapannya, lanjut Dante, pihak Kemenkes telah melakukan peninjauan tempat, konsolidasi secara sistem. "Kemudian kita lihat kesediaan dari bapak Dikrektur untuk mengembangkan ini sebagai salah satu potensi untuk RSUP Sanglah," tambahnya.
Wamenkes saat berada di RSUP Sanglah, Denpasar, Bali - IST
Direktur Utama RSUP Sanglah, dr I Wayan Sudana lebih lanjut mendukung rencana pengembangan ini. Pihaknya berharap dengan program ini dapat membantu kebangkitan induatri pariwista di Bali. "Ini kita kita siapkan dulu seperti Sumber Daya Manusianya (SDM), nanti tentunya kita membuat periposal yang kita presentasikan. Begitu orang masuk sudah tau pelayananya premuim, dari bangunan fisik misalnya," ungkapnya.
Sudana mengatakan, pihak Kemenkes memberikan suport untuk pengembangan ini dengan dana mencapai Rp 200 miliar. "Untuk fasilitas seperti peralatan, lalu bangunan, kami diminta memproses dan perencanaan dulu, memcari konsultan pereecanaan, pembangunan fisik," tambahnya. (Kanalbali/WIB)
ADVERTISEMENT