Konten Media Partner

Warna-warni Keindahan Lukisan Cat Air dari 3 Negara Dipamerkan di Bali

8 Agustus 2022 10:52 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lukisan 'Selendang Merah' karya I Made Sutarjaya - IST
zoom-in-whitePerbesar
Lukisan 'Selendang Merah' karya I Made Sutarjaya - IST
ADVERTISEMENT
GIANYAR, kanalbali.com – Pameran lukisan yang menarik digelar di Batu 8 Studio, Batu Bulan, Gianyar, Bali hingga 20 Agustus nanti. Pameran ini mempertemukan 27 pelukis dari tiga negara, yakni Indonesia, Myanmar dan Malaysia.
ADVERTISEMENT
“Seluruh lukisan adalah lukisan cat air meskipun setiap seniman punya gaya dan style lukisan masing-masing,” kata Sang Nyoman Kaler Sutama dari Water Color Community yang menginisiasi pameran ini, Senin (8/8/2022).
Karya-karya realis banyak ditemukan di pameran ini. Seperti karya Dewa Agung Mandala Utama, Doni Libra, I Gede Agus Putra Jaya dan I Kadek Agus Satia Dwi Putra. Ada pula karya-karya impresif seperti terlihat dalam gaya I Komang Gede Cahya Anggara, Made Bakti Wiyasa dan Made Rudita.
Kaler Sutama saat menunjukkan tehnik lukisan cat air - RFH
Yang cukup menarik pula adalah karya Made Sutarjaya yang menggambarkan seorang penari tengah beraksi. Lukisan itu mengesankan tarian ditampilkan di angkasa dimana deru angin membuat selendang yang dikenakan si penari berkibar-kibar.
Ada juga lukisan Wayan Santrayana dengan gaya abstraknya. Sementara I Wayan Suma Bagia bermain-main dengan simbolika mistis yang penuh makna. Yang agak berbeda adalah karya Wayan Rudita yang menggunakan teknik goresan di atas kerta sehingga figur yang disamarkan seolah berada di balik coretan-coretan itu.
ADVERTISEMENT
Adapun dari tiga perupa Malaysia, salah-satunya menampilkan teknik lukisan tradisional China. Pelukisnya yang bernama Cheng Peng Sa kemudian didapuk untuk memberikan workshop tehnik lukisan ini saat pameran berlangsung.
Workshop tehnik lukisan tradisional China - RFH
Pelukis dari Myanmar Min Yin Thant justru menampilkan sosok penari Bali dalam karyanya. Namun karya itu menjadi menarik karena dia menggabungkannya dengan tehnik kubisme sehingga memberikan kesan yang istimewa.
Menurut Kaler Sutama, keindahan lukisan cat air secara umum adalah adanya warna-warna blur dalam lukisan karena pencampuran cat dan air. Selain itu ada difusi atau percampuran warna ketika satu warna bertemu dengan warna lainnya yang berbeda sehingga memunculkan warna baru.
Kesulitan yang sering disebutkan adalah karena cat air lebih cepat mengering sehingga satu kesalahan dalam menggoreskan kuas akan sulit diperbaiki. Namun, menurut Kaler, dengan makin baiknya kualitas kertas maka perbaikan itu bisa dilakukan.
ADVERTISEMENT
“Kualitas kertas juga sangat menentukan daya tahan lukisan cat air yang biasanya dianggap lebih ringkih dibanding lukisan di atas kanvas,” katanya yang juga adalah Ketua Perkumpulan Pelukis Cat Air Indonesia (KOLCAI) wilayah Bali dan komunitas Bali on The Spot.
Kaler menyebut, perkembangan lukisan cat air sendiri terasa lebih lambat dbanding dengan negara-negara lain. Hal itu karena anggapan bahwa lukisan di atas kanvas lebih serius dan bukan sekedar hobi belaka. Karena itu pihaknya akan menerima tawaran dari Rektor ISI Kun Adnyana yang untuk berkarya bersama dan pameran khusus cat air di kampus guna memperkenalkan tehnik ini pada pelukis-pelukis muda. (kanalbali/RFH)