WNA Berpose Bugil di Pohon Sakral di Bali Bersedia Biayai Ritual Pembersihan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
“Itu yang disampaikan suaminya kepada saya saat bertemu kemarin,” kata Anggota DPRD Tabanan Putu Yuni Widnyadnyani, Kamis (5/4/2022).
Dirinya bertemu secara tak sengaja dengan pelaku bersama suaminya saat melakukan peninjauan ke lokasi kejadian pada Rabu (4/4) sore. Dari perbincangan itu, pelaku mengaku tak mengetahui aturan saat berada di tempat yang disakralkan dan sempat mengira bahwa boleh membuka pakaian layaknya di tempat melukat (mensucikan diri dengan mandi di mata air atau sungai-red)
Mengenai alasan tak langsung mengaku sebagai pelaku saat berada di lokasi, menurut Putu, mereka khawatir akan menimbulkan kehebohan. “Jadi baru di Polsek dia bilang ke saya bahwa dialah pelakunya,” katanya.
Menanggapi kesediaan mereka untuk membiayai, menurut Putu, pihak desa tak terlalu mempermasalahkan. “Peristiwa ini ditanggapi oleh pihak-pihak disini dengan jiwa besar untuk melihat apa yang akan dibenahi ke depannya,” katanya.
ADVERTISEMENT
Ia sendiri menekankan, sebagai anggota DPRD, akan meminta akan lebih banyak lagi papan pengumuman yang jelas mengenai apa yang boleh dan tak boleh dilakukan di area yang dianggap sakral. Selain itu, pengelolaan pun harus diperjelas termasuk soal batas waktu orang boleh berkunjung ke lokasi.
“Seperti pada kejadian ini, khan seharusnya baru boleh masuk ke lokasi pukul 09.00 WITA. Tapi mereka masuk ke lokasi sekitar pukul 06.00 WITA. Ini harus dipikirkan bagaimana tak terjadi lagi,” katanya. Mengenai proses hukum terhadap WNA itu, dia menyerahkan sepenuhnya ke aparat hukum.
Seperti diberitakan, aksi seorang Warga Negara Asing (WNA) yang berpose bugil di Pohon sakral di Pura Babakan, Desa Adat Bayan, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan, Bali mengundang perhatian luas khalayak.
ADVERTISEMENT
Menyikapi hal itu, pengempon (pengurus-red) Pura dan warga sekitar telah menggelar rapat. Salah satu keputusannya adalah akan digelar upacara adat untuk pembersihan lokasi tersebut secara spiritual. Upacara tersebut dilakukan untuk mengembalikan kesakralan pohon tersebut. (kanalbali/RFH)